Setiap kali saya kedatangan tamu dari luar negeri (negara maju) yang baru pertama kali datang ke Bandung, sebagai basa-basi saya selalu menanyakan bagaimana pendapatnya tentang kota Bandung. Jawaban umum (baca: basa basi juga, kali) yang keluar adalah menyatakan “indah, nyaman, …. dan beberapa di antaranya ada yang menyebut kroditnya lalu lintas dan angkot“.
Karena seringnya saya mengadapi komentar seperti itu, akhirnya saya menemukan jawaban yang jitu.
Service level of city transportation in Bandung is very high, maybe its higher than service level in your country.
Biasanya mereka akan bereaksi sangat serius mendengar ucapan saya dan penuh rasa ingin tahu. Saya akan segera melanjutkan:
In your country, you have to run or walk to go to bus stop, because the bus cannot stop anywhere. Here, in Bandung, just raise your hand, anywhere, and the angkot (Bandung’s City Transportation) will stop in front of you. Also, when you are in the angkot and want to stop, just say STOP, and the driver will stop the angkot anywhere. It’s very high service level.
Jawaban spontan yang keluar dari mereka biasanya begini:
Anywhere? Really?
Saya yakinkan lagi dengan jawaban begini:
Say, you are walking in the campus, going to the campus gate. The angkot will wait for you in front of campus gate without extra charge!
Pada akhirnya, saya mengamati ada dua tipe tamu. Pertama, ada yang terus tertawa, sadar bahwa saya sedang bercanda, tapi ada juga yang tetap serius menanggapinya. Ha-ha-ha …. memang ajaib kota kita ini.
Saya perlihatkan satu foto menarik, bahkan di tengah jalanpun kita bisa minta berhenti.

Tulisan ini di-posting di https://kupalima.wordpress.com, dan
http://beteega.wordpress.com
Wah, ada2 saja p Ari ini…
He he he 🙂
yang lebih hebat lagi adalah angkot di kota Bandung ini, kalau mau memberhentikan penumpangnnya selalu saja ingin menyusul dulu kendaraan yang ada didepannya, ini terjadi berkali-kali adapun pemberhentian penumpang ditengah jalan mungkin yang mereka fikirkan adalah jangan sampai angkot lain bertrayek sama menyusulnya sehingga penumpang yang akan ada didepan bisa naik pada angkot yang dibawanya
Kadang2 kita masih mandi di rumah-pun sudah ditungguin angkot di depan gang rumah kita lho Pak … wah uenak tenan!
he..he..he… bener banget pak
kekeke…pak arry, jawabanya saya kopi pastel / tiru ya kalo ada temen / rekan dari luar negeri, bertanya tentang transportasi/lalu lintas di negeri kita ini.
btw kalo menurut pak arry idealnya transportasi / lalu lintas, sistem parkir di indonesia harus kaya gimana ? kira2 dari sekian negara yang pak arry kunjungi ada yang bisa di kopi pastel / di tiru ? seperti di postingan pak arry tentang “Jembatan Penyebrangan di Bandung, Dipaksakan demi Iklan?”, dipostingan ini pak arry memberi perbandingan antara jembatan penyebarangan di bandung (indonesia) dengan di singapura, mungkin ini juga bisa bahan postingan pak arry di kedepannya dan jadi bahan diskusi di blog pak arry ini.
aaarrrgh ngomongin angkot di bandung mah ga ada matinya deeeh.. gyahahahaha…
saya ngga pernah hapal jalur-jalurnya, kalo disuruh naek angkot sendiri bisa dipastikan saya nyasar!!!!
padahal jalan-jalan nya saya hapal mati. jadi sebenernya yang aneh saya atau jalur angkotnya? 😆
Apa kabar, AA. Arman, semoga masih ingat saya … sudah lama saya tungguin blog bapak, baru ketemu nih…
hahaha, itulah hebringnya bandung kang, angkot di sini mah self serpis banget,
tinggal nyebut “kiri” eh dia langsung menepi (loh, itu mah biasa yah)
@harjo, apa kabar kembali, sibuk apa saja sekarang?
@chatoer, muhun yi, moal aya dua Bandung mah hebringna. kumaha atuhnya ngawartosan kang Dada supados tiasa ngaberesan kota Bandung?
@chic, padahal kalo ditata mungkin anda atau kita semua bakal betah naik angkot tanpa takut nyasar. Penumpang happy karena angkotnya tertib, supir angkot juga happy karena rejekinya tambah banyak. kenapa engga kepikir oleh walikota ya? apa saja yang mereka kerjakan tiap harinya???
sama aja pak dengan d surabaya, bedanya di surabaya itu panas.
tuh angkot kan kalau kita butuh di mau jemput kita, sayangnya dia nggak mau anterin sampai tempat tujuan layaknya dia jemput.
Bedanya travel dan angkot adalah Angkot itu menjemput penumpang kemudian meninggalkan dijalanan, sedangkan travel menjemput hingga mengantarkan sampai tempat tujuan.
salam,
Delphier
pa ary,
itu bukan foto saya yang sedang turun angkot kan? -hihi-
berasa masuk acara snapshot di MetroTV
@ayi, tampaknya anda sering turun naik angkot di tengah jalan dan kaget begitu melihat foto ini, jangan-jangan itu foto saya!
pak arry, [ternyata eR nya harus dua]
enggak koq
1. kalo naik angkot, saya prefer duduk di depan
2. kalo di depan, ga bisa turun di tengah jalan – take times tuk buka pintu, turun, tutup pintu – riskan
3. sosok di foto tsb tnyata kurang manis; jadi pasti bukan saya..
Ha-ha-ha, bu Ayi “yang manis” bisa aja…..