Internet Banking Bank Mandiri Mati?!

Sejak siang tadi saya mencoba akses Internet Banking mandiri, masih no response. Saya cek di website utama Bank Mandiri tidak ada pengumuman apapun yang berhubungan dengan itu. Setelah telpon ke Bank Mandiri, ternyata baru tahu memang sedang ada perbaikan (peningkatan) jaringan dan pelayanan akan terhenti mungkin sampai malam katanya.

Berarti ini adalah suatu kegiatan yang sudah direncanakan dan tahu persis akan menghentikan layanan sementara. Mengapa kegiatan ini tidak dilakukan tengah malam saja? dan Apa susahnya pasang pengumuman agar customer bisa tahu bahwa layanan terhenti sementara.

Kesimpulannya, jangan loyal hanya pada satu bank! Dua atau tiga bank lebih aman!

Kelihatannya ini hal umum yang sering terjadi di Indonesia. Sebelumnya saya pernah menulis posting yang serupa untuk bank lain. Mudah-mudahan pengalaman ini berharga untuk anda pikirkan, terutama yang hanya jadi pelanggan setia satu bank saja.

[Update jam 21.01: sesuai janjinya, malam ini layanan Internet Baking Mandiri sudah ON lagi. Semoga lain kali bisa memberikan pemberitahuan sebelumnya]

Iklan

Setujukah anda jika parkir dibatasi?

Bandung adalah surga untuk parkir. Mau parkir di belokan jalan yang menghalangi kendaraan lain, di depan pintu rumah orang, di trotoar, dimanapun selalu bisa! Bahkan persis di depan tanda S-Coret pun, ‘why not’? Ini sebetulnya salah satu biang keladi kemacetan Bandung, selain penyebab-penyebab lainnya.

Menurut saya, Pemkot Bandung harus berani memperbanyak tanda dilarang parkir di tempat-tempat yang berpotensi memacetkan dan menerapkan sanksi yang tegas untuk para pelanggar. Konsekuensinya, bagi pemilik kendaraan pribadi akan mengurangi kenyamanan karena akan lebih sulit mencari tempat parkir yang dekat dengan tujuan perjalanan.

Bagaimana menurut anda?

Sekarang ngga bisa cepat pak, karena …

Seseorang yang KTP nya sudah habis perlu segera memperpanjang KTP karena diperlukan untuk suatu urusan. Dia segera pergi ke kelurahan, menemui orang yang sudah dikenalnya. Dia menyampaikan apa yang diinginkan, dan ingin KTP baru sudah bisa diambil atau diantar ke rumah besok pagi. Harapannya ternyata tidak bisa terpenuhi.

Maaf pak, sekarang sudah tidak bisa cepat seperti dulu untuk membuat KTP, karena sudah pake sistem komputer.

Nah lho, persepsi orang dimana-mana sistem komputer itu dibuat diantaranya untuk mempercepat proses, tapi ini terjadi sebaliknya. Itulah Indonesia!

Gaya Hidup Kadang Menyulitkan Kita ….

Tiap orang, tiap keluarga punya gaya hidup yang berbeda-beda. Ada yang berusaha hidup hemat dan dengan rajin menabung, ada juga yang sebaliknya, tabungan secukupnya saja, yang penting happy. Saya termasuk tipe yang tidak pandai berhemat dan menabung. Ingin sesuatu, asal ada alasan logisnya, dan uangnya ada, pasti saya segera lakukan. Hasilnya, kadang saya membeli barang yang dilihat orang seolah mewah, padahal buat saya ada alasannya. Contoh, tertarik handycam generasi baru (high definition), buat saya itu penting untuk mendokumentasikan saat-saat indah bersama anak-anak supaya bisa saya nikmati 10 tahun ke depan dengan kualitas yang prima. Akhirnya rela merogoh kantong untuk membelinya walau banyak pilihan handycam yang lebih murah.

Kebiasaan ini membuat saya happy, tapi juga kadang menyulitkan. Buat orang yang tipe sebaliknya, mereka berasumsi, apa yang kelihatan adalah sebagian kecil saja, sisanya ada setumpuk tabungan di bank yang masih tersembunyi. Padahal sebenarnya ‘what you see is all what I have‘. Biasanya orang tidak mudah percaya. Paling celaka, kalau ada yang perlu bantuan. Mereka mengira saya banyak duit, tapi tidak mau bantu. Wah, cilaka!

Salam.

Have a nice weekend!

Kapan Pemilu atau Pilkada bisa Dilakukan Lebih Efisien?

Secara berkala di negara tercinta ini diadakan pendataan ulang untuk sensus penduduk.
Setiap kali pemilu, dilakukan pendataan pemilih.
Setiap pilkada, dilakukan pendataan pemilih.

Dan banyak pendataan-pendataan lain yang berkaitan dengan posisi kita sebagai penduduk atau warga negara yang dilakukan berulang-ulang di negara ini…..

Apa akibatnya?

Sudah pasti pengeluaran biaya yang berulang-ulang untuk pendataan ulang tersebut. Jika pengeluaran biaya tersebut digunakan untuk meng-update data mungkin masih bisa diterima. Menariknya, menurut dugaan saya, pendataan ulang setiap kepentingan dilakukan tanpa memanfaatkan data yang ada. Semua dilakukan secara terpisah!

Sungguh penghamburan uang, waktu dan tenaga untuk menghasilkan sesuatu yang sia-sia.

Sebagai pemegang KTP Jawa Barat, tentunya nama saya dan keluarga sudah terdaftar di suatu database (entah dimana) yang menyimpan data penduduk Jawa Barat. Menariknya, istri saya mendapat kartu pemilih Pilkada Jawa Barat dengan status jenis kelamin laki-laki. Ini membuktikan bahwa data di kartu pemilih tersebut diisi lagi secara manual, karena data di KTP dan Kartu Keluarga sudah benar.

Sungguh satu contoh kebodohan yang luar biasa dari pemerintah negeri ini….
Membuang dana yang besar bukan untuk memperbaiki kualitas data, tapi malah untuk merusak data.
[Renungan pribadi: Jadi, kalau pilih calon yang sekarang berkuasa, hal seperti ini akan berlangsung terus…., kalau pilih yang lain, bisa lebih baik, tapi bisa juga lebih kacau, ha-ha-ha….]

Isu Nomor Identitas Penduduk yang Tunggal (Single Identity Number) seperti ini sudah lama digaungkan, bertahun-tahun yang lalu, bahkan sudah banyak diseminarkan dan dibahas oleh banyak pakar, tapi sampai sekarang entah bagaimana statusnya ………

Dari kejadian ini kita bisa memahami jika banyak calon yang hilang hak-nya karena tidak mendapatkan kartu pemilih, padahal yang bersangkutan adalah pemegang KTP Jawa Barat. Harusnya, suatu saat, setiap pemilih tinggal datang ke tempat pemungutan suara hanya dengan membawa tanpa pengenal yang unik (tentunya sudah tidak ada lagi KTP ganda….). Apa mungkin (di Indonesia) ????? Hasil ngintip berita di detik.com, kelihatannya sedang ada upaya kuat ke arah itu.

Beberapa artikel terkait: