Pengelolaan IT adalah hal yang tidak mudah. Saking tidak mudahnya, banyak perusahaan besar yang memilih outsource untuk eksekusi pelayanan IT perusahaan, supaya kinerjanya dapat dijaga agar tidak loyo!
Yang lebih parah lagi, jika ada suatu inisiatif yang sudah lama berjalan, berkat dukungan pimpinan yang berpikir maju, didukung oleh para tenaga muda yang mau maju…., lalu keinginan mereka terwujud. Setelah itu semua sukses dan memberikan dampak positif, mulailah ada perintah-perintah dari atas yang menganggap gampang semuanya. Menganggap memindahkan layanan IT adalah semudah memindahkan lemari atau mobil. Jadilah seperti yang dikeluhkan teman-teman yang turut membangun dan memajukan Jardiknas.
Posting ini saya kutip dari Blog Pak Nasir (Berita Duka, Rest in Peace, RIP, Jardiknas) yang pernah jadi murid saya di ITB, lalu berjuang untuk memajukan Indonesia Timur.
Jangan menyerah untuk berjuang Pak Nasir! Pejuang sejati tidak pernah menyerah menghadapi berbagai tantangan.
——————————- KUTIPAN ———————————–
mungkin anda akan terkaget-kaget siapa yang mati?
ini bukan tentang siap yang mati, tapi ini tentang berlasungkawa telah mati dan perginya Roh JARDIKNAS dibawah Kendali PUSTEKKOM, anda belum tau dan mungkin tidak mau tau tapi saya sarankan anda membaca di dikmenjur@yahoogroups.com atau di jardiknas@yahoogroups.com diskusi mengenai hal tersebut.
Hari ini 2 minggu sudah pasca pengalihan jardiknas dari BPKLN (biro perencanaan dan kerjasama luar negeri) Depdiknas RI ke PUSTEKKOM (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi) Depdiknas koneksi salah satu icon pendidikan ICT di Indoensia sangat memprihatinkan donw timenya luar biasa 14 hari X 24 jam, permasalahan setelah kami trace route adalah bukan di link sisi PT.Telkom (kebetulan ISP pemenang pengadaan layanan Bandwidth Jardiknas) tetapi di NOC Jardiknas di Senayan, seperti posting saya yg sebelumnya ttg ” nga benarnya kontak person Admin Pustekkom” kami sudah menghubungi, SMS, Telephone, E-mail, Milis tapi yach jawaban yg kami dapatkan sangat mengecewakan. kami kecewa pak MEnteri pendidikan Nasional…
………………..
Tapi…
Kini, dengan Jargon TUPOKSI dan Loby di DPR “walaupun diakui sebagai permintaan DPR dan Menteri” Pustekkom dengan Sombongnya MEngambil Alih Pengelolaan “JARDIKNAS” Per satu April 2008, bagi kami ini bagaikan “APRIL MOP” ala indonesia, mulailah tragedi demi tragedi kami saksikan.. dan sesuai prediksi kami.. inilah ringkasan tragedi tersebut :
- tgl 1 April s.d 7 April 2008, Jardiknas seluruh indonesia Down, tidak bisa melakukan akses kemanapun baik intra maupun internet, Dunia IT mencatat itu, mungkin sejarah juga demikian
- ………
Rest in Peace… istirahatlah dengan tenang Roh.. Jardiknasku suatu hari kubangkitkan engkau saat kita merebut kembali “kemerdekaan” ber-internet di Republik Ini.
Turut berduka cita ….
smoga masuk surga….
Pak Ary
Makasih dukungan Morilnya, Kami akan berjuang sampe titik Nadir berikutnya.. semoga Allah SWT memberikan kami kekuatan, ketabahan dan jalan yg terang benderang.. amin
ikut nimbrung komentar, langsung visit http://teknohikmah.blogspot.com/2008/04/jardiknas-dan-kisruh-pengelolaanya.html
Termakasih pak atas dukungannya, kami eks Tim Jardiknas selalu siap untuk mencari solusi agar IT di Negeri ini bisa tetap maju, seandainya para Petinggi kita sadar bahwa pekerjaan IT bukan perkara gampang, tidak bakal begini jadinya Jardiknas yg kita cintai bersama.
Semoga kami tetap semangat dan terus mencari terobosan baru.
Prinsip kami adalah Inovasi Tiada Henti untuk kemajuan Pendidikan.
Wassalam,
Fadli Eka Yandra
ICT Jambi
Kira-kira Inherent akan bernasib sama kah?
Wah, jangan sampai…
Bisa-bisa inGRID semakin under-utilized.
Assalamu’alaikum Pak
Saya senang bapak membuka forum ini, saya melihat teman2 akan tetapi berjuang agar Jardiknas tetap eksis dengan baik meski sudah alih manajemen.
Saya yakin teman2 juga menyadari, kalau negara ini negara hukum dan tentunya teman2 adalah orang2 yang mau peduli untuk itu.
Mari sama2 kita berjuang agar Jardiknas tetap eksis menjadi jaringan terbesar di negara ini dan menjadi wahana pencerdasan bangsa.
Saya yakin teman2 disini semua punya wawasan dan kepedulian yang besar atas keberlangsungan jardiknas.
siapapun pengelola jardiknas !!! kembalikan fungsinya seperti semula!!! Ayooo …… Anda harus tunjukan bahwa anda pantas mengelola Jardiknas………!!!!!!!
Jangan sampai mengorbankan kami yang berjuang penyebaran Jardiknas di daerah (Kab/Kota). Tenaga, pikiran, dan biaya kami keluarkan dengan jerih payah bung…..!!!
Jangan ulangi lagi seperti program TV Edu……
Saya juga turut berduka cita………. mudah-mudahan amal ibadahnya org2 yang di tinggalkan mendapat pahala dan berkah yang melimpah, dan yang membunuh….agar di kutuk dan dimasukkan kedalam tahanan………. heheheheh
wah yang kayak begini harus di sebar luaskan..
ditunggu lagi kelanjutannya
Usul saya, jangan sentuh masalah uang atau anggaran, apalagi kalau tidak didasari fakta-fakta yang akurat. Kita lihat semata-mata ini adalah kasus pelimpahan kekuasaan “pemeliharaan layanan IT” dari satu pihak ke pihak lain karena ada satu alasan tertentu. Juga, menurut saya, jangan permasalahkan alasannya.
Bapak-Ibu sebagai user dan pengelola lama yang merasa ini sangat penting untuk bangsa dan negara ini, lakukanlah suatu konsolidasi untuk mempertanyakan kepada pihak pengelola baru dan yang lebih tinggi mengenai kelanjutannya? Batasi saja sampai disitu.
Setiap ada progress, silakan share ke publik! Tapi tetap sistematis, berbasis fakta dan santun! Insya Allah layanan tersebut akan pulih lagi. Biarkan yang bertanggungjawab menjadi pusing dan khawatir dengan opini publik.
Mari kita bermain cantik!
Salam dari kampus Ganesha!
Untungnya di kantor saya Jardiknas hanya dipakai sebagai cadangan koneksi.Itupun baru beberapa bulan lalu. Jadi, down nya Jardiknas tidak tidak begitu terasa di sini.
Saya melihat upaya jardiknas ini adalah sebuah “percepatan” yang cukup fenomenal dan menurut saya sangat berani. Sayangnya sebelum berdiri tegak sudah ada masalah2 seperti ini. Sangat disayangkan pula visi besar jardiknas juga dipahami secara kurang tepat.
Saya cuma mau bilang, masalah Jardiknas mati suri atau mati beneran kita jangan mudah patah arang. Kita mulai saja dari kita sendiri.
Saya kira kita juga perlu instrospeksi melihat kelemahan kita selama ini, yaitu di konten. Kita sendiri belum banyak menghasilkan konten dari Jardiknas(atau mungkin prioritasnya belum sampai ke situ atau saya yang belum tahu?). Ini juga menunjuk ke hidung saya sendiri lho 😀
masalah konten berkait dengan budaya, budaya menulis, budaya belajar sampai budaya mencari penghasilan. Khusus yang terakhir ini saya ambil contoh. saya punya bbrp teman di sini yang mampu menjadi pebisnis tangguh daengan bermodal otak dan “dengkul” dari aktifitas ngeblog. mereka merangkak dari nol tanpa subsidi siapapun. tampang boleh lokal 😀 tapi wawasannya sudah global penghasilan sudah dolar…. (banyak dari mereka sudah berpenghasilan ratusan bahkan ribuan dolar sebulan).
Kenapa kita, komunitas pendidikan ini tidak bisa?
Kalau kita sendiri mampu menghasilkan ribuan dolar per bulan, kita gak akan terlalu bergantung ke subsidi atau bantuan orang lain…
So, mari terus berjuang…
Wah, ini rencananya saya tulis di sambungan posting saya. Jadi malah ‘bocor’ di sini hehehe..
huhhhhh,,, lagi-lagi ketidaksiapan kita berteknologi membuat sistem yang telah dibuat seakan menjadi disfungsional….
masih euforia teknologi,,, sok keren dengan teknologi,,,,hehe,, INDONESIA…
tenanglah kau di alam sana JarDikNas…..
saya jg turut berduka cita…
masak ampek skg NUPTK down…
hiks.. hiks…
Ikut berduka cita sedalem dalemnya atas meninggalnya daripada Jardiknes… Semoga arwahnya gak diterima bumi dan balik kembali ke raganya alias mati suri.
Kasian, guru² sekolah, siswa-siswi dan semua yang baru sebentar mengecap kebersamaan dengan Jardiknas, khususnya yang didaerah daerah. Kembali lah mereka bagai katak didalam tempurung. Sad mode:ON
bukannya membuat sebuah institusi memang untuk dibesarkan. setelah itu pasti akan diambil alih oleh orang berkuasa yg tamak. dan hal itu memberikan alasan kuat bagi kita untuk mroyek diluaran tanpa harus terganggu.
kita sih legowo saja institusi itu diambil alih. 🙂
jangan sampai almarhum…karena pendidikan kita perlu sekali jardiknas, hatrus kita jaga nyala api jardikas yang telah dirintis oleh oarang-orang yang sangat peduli akan teknologi dan pendidikan.
jaya terus jardiknas.
Gimana kalo Jardiknas dikelola ama Depkominfo aja…
[mode bingung on]
buat saya, kira kiranya, selama suatu layanan publik berjalan baik, tidak masalah siapa pengelolanya. yang jadi masalah itu kalau layanan yang sudah berjalan itu jadi tewas karena penggantian pengelola yang tidak hati hati.
jadinya timbul kesan adanya unsur unsur kepentingan politik (dan uang dan korupsi?). seribu alasan politik/moral atau apapun bisa dibuat, namun kalau sampai timbul ‘korban yang begitu hebatnya’, ketulusan/kejujuran alasan alasan itu rasanya patut dipertanyakan juga.
sebab manakah yang lebih berguna : layanan yang berjalan dan bermanfaat, tapi secara politik kurang tepat, atau layanan yang jadi tewas tapi punya alasan politik yang tepat/bermoral/baik?
sepatutnya suatu niatan baik dilaksanakan dengan cara yang baik pula supaya menghasilkan output yang baik pula.
well, ini sekedar pikiran saya saja. turut berduka cita. salam!
Turut berdukacita yang sedalam-dalamnya. Patut disayangkan karena Jardiknas ini sangat membantu bagi perkembangan pendidikan Indonesia, sebenarnya idea cukup briliant menjadi semacam terobosan di tengah mahalnya buku pelajaran, materi pengajaran and terutama sangat membantu bagi sekolah2 yang di tingkat kabupaten.
Padahal hal ini udah digembor2kan di akhir tahun 2007 sebagai psa [sayang biaya & energi yg udah dikeluarkan]
Seharusnya “kematian” itu dijadikan sebagai pintu baru untuk menuju sesuatu yang lenih baik.
Saya sependapat dengan Pak Arry,
Semoga hal ini hanya semata-mata kasus pelimpahan kekuasaan pemeliharaan layanan IT dari satu pihak ke pihak lainnya. Semoga dalam waktu dekat, Jardiknas akan kembali normal seperti sedia kala dan menjadi lebih baik.
Terus berjuang Mas Nasir ya .. tetap semangat dan pantang menyerah.
Salam dari Ganesha 10,
-bandung
dari tempat saya kok g bisa yah ngakses situs2 univ yg masuk inherent? sepertinya kena filter ato gmn di dalam link jardiknas. biasanya sebulan sekali rsync ke kambing.ui.edu akhirnya malah harus ke luar negeri. berceraikah?
mmmm….???
oooh alah menteri kampret,,….. dasar………. o ooo on koq bisa ya para penjabat …. tuh punya jambatan……
nyasar cari info jardiknas.. 😀
malah ketemu sama matinya jardiknas 😦 bener g sih
Apa arti dari gambar Arit dan Palu…….?