Kemarin saya harus buru-buru bergerak dari Hotel Preanger ke sekolah anak saya di SD Salman Al-Farisi (Tubagus Ismail Dalam). Lalu lintas lumayan lancar, sampai akhirnya berhenti di jalan Taman Sari antara Kebun Binatang dengan Kampus ITB, kurang lebih 50 meter dari BNI Taman Sari-Ganesha. Antrian hampir berhenti. Banyak mobil yang berbalik arah karena tak sabar menunggu antrian yang berjalan sangat lambat.
Karena mengejar waktu untuk ke sekolah anak saya, saya pun ikut muter, balik arah. Jika yang lain terus ke Dago melalui jalan Genesha yang lumayan agak macet juga, saya masuk ke Gerbang Utama Kampus, lalu menyusur sisi Barat kampus, lewat SBM, lalu keluar di gerbang utara kampus. Sesuai dugaan saya, titik kemacetan adalah jejeran angkot yang berhenti di badan jalan menunggu mahasiswa-mahasiswi yang berjalan santai pulang kuliah yang belum tentu juga akan naik angkot yang menunggu tersebut. Setelah melalui titik macet gerbang kampus utara ITB tersebut, jalan lancar 100%.
Hmmmm…., saya sudah tidak tahu lagi harus menyalahkan siapa? Tapi harus ada pihak yang tergugah untuk memperbaiki situasi ini!!!
Menanggulangi Global Warming tidak harus pake teknik yang canggih, cukup menghilangkan kemacetan yangs sederhana seperti ini, saya kira sudah kontribusi yang berarti untuk mengurangi Global Warming!
Akhirnya saya sampai di menit-menit terakhir dari waktu 90 menit yang disediakan oleh sekolah untuk bertemu dengan orang tua siswa. Kalau tidak potong jalan melalui kampus ITB, tentunya saya pasti terlambat!
Bandung, …oh…., Bandung! Kapan ya, punya walikota yang peduli oleh hal-hal yang sangat jelas terlihat ini???
Cuma bercanda nih, sekedar menumpahkan rasa kesal, andai saya jadi walikota Bandung, ngga akan muluk-muluk dengan slogan yang indah, Bandung BERHIBER, BANDUNG BERMARTABAT atau apapun, sederhana saja BANDUNG KOTA BEBAS MACET!
Pihak rektorat harus turun tangan nih pak. Setidaknya tim security diperbantukan untuk mengatur para angkot yg ngetem sembarangan. Walikotanya udah pusing pak, ngurusin yang lain he he
Mungkin juga ITB menerima terlalu banyak mahasiswa. Semakin banyak orang, tentu semakin banyak kebutuhan transportasi. Jadinya macet…
Sampai saat ini saya gak tau nama walikota bandung he he …saya yang kuper ato apa ya, secara lebih 8 tahun tinggal disini …:D,
Wah selain jalannya, tempat parkirnya juga sudah mulai overloaded pak..
Kemacetan sudah menjadi hal yang tidak aneh di bandung sekarang ini. Seperti di daerah Lapangan Gasibu dekat Telkom setiap jam pulang kerja sudah pasti macet padahal jalan sudah di lebarkan, apalagi di gerbang utara kampus ITB yang jalannya kecil pasti macet apalagi klo di SABUGA ada acara-acara musik atau yg lainnya dijamin macet deh ampe ke depan pintu masuk kebun binatang. Kayaknya klo pak arry jadi walikota bandung bebas macet kali yah…
Kalau saya pengennya Bandung itu sederhana aja pak :
– Jalanan mulus, minimal tidak ada lubangnya
– Lampu jalan nyala semua
BTW kemarin saya seneng banget waktu supir angkot Bandung itu pada demo. Jalan-jalan di Bandung itu jadi ringaaaan…. Ternyata selama ini nampaknya angkotlah biang keroknya 😀
Sering2 aja pemkot Bandung bikin hari bebas angkot, kayak di Jakarta ada 1 hari bebas kendaraan bermotor di Sudirman-Thamrin.
Apakah mungkin karena tingkat kesejahteraan makin meningkat ya? Sehingga semua pakai kendaraan bermotor. Macet? Bangga!
Yang beginian walikota memang susah gerak cepet. Tapi kalo urusannya Persib pasti cepet banget.. 🙂