ketika Teknologi Informasi (TI) mulai dimanfaatkan sebaik-baiknya di berbagai organisasi bisnis maupun pemerintahan,
ketika TI mulai diterapkan di berbagai pemerintahan kota/kabupaten di Indonesia,
Bandung dengan ITB didalamnya justru memperlihatkan kondisi yang memprihatikan dalam pemanfaatan TI untuk mendukung pemerintahan dan pelayanan publik.
Jika anda meng-ekslpor wesite kota Bandung, maka belum ada layanan publik yang dilakukan secara online.
Jika anda berkunjung ke website Dinas Informasi dan Komunikasi (http://disinkom.bandung.go.id/), maka akan menemukan halaman “UNDER CONSTRUCTION”.
IT yang diterapkan dengan tepat dapat meningkatkan kecepatan, ketepatan, kepastian, dan transparansi layanan publik. Mengapa ini tidak/belum dilakukan? Begitu banyak kampus dan perusahaan yang siap kemampuannya untuk membantuk mewujudkannya.
Akhirnya, jadilah Bandung tertinggal jauh dengan SRAGEN! Sungguh menyedihkan dan memalukan!
Dimana kira-kira masalahnya, ya????
Jangan-jangan di Sragen ada Institut Teknologi Sragen 🙂
Nggak ada anggaran untuk sistem TIK kali atau memang sengaja tidak dianggarkan.
ini masalah mental saja mass. Kemampuan IT yang bekerja cepat, jelas tidak akan menghasilkan “uang” bagi mereka yang sudah menjadikan keterlambatan sebagai komoditas uang. Dunia IT yang menawarkan serba transfaran, jelas tidak akan menarik bagi mereka yang sudah terbiasa melakukan pat gulipat, kasak kusuk proyek, dan permainan belakang layar, dudia IT yang menawarkan KEPASTIAN, jelas tidak menarik bagi mereka yang menjadikan ketidakpastin kebijakan sebagai komoditas uang untuk dapat order kepastian dari suatu berbagai bentuk pelayanan terhadap masayarakat. maih sangat jauh tampaknya mental aparat pemerintahan untuk menjadikan IT sebagai bagian dari gaya hidup melayani masyarakat secara maksimal ..
IT kan hanya memperlancar proses yang sudah ada. Kalau proses yang sudah ada masih acak-acakan, ya pakai IT sehebat apapun gak berguna.
Kayaknya IT Pemkot Bandung tidak punya tenaga ahli sendiri yang khusus, sehingga jika mau dikembangkan sangat sulit dan harus kepihak ketiga. Terlihat pada saat launching, yang presentasi kayaknya orang swasta sementara orang pemkotnya pada tidak ngerti.