Setelah beberapa kali saya tolak secara halus karena sedang dalam pertemuan atau perjalanan, baru saja saya mendapat telpon dari pihak yang sama, yaitu TELEMARKETING BANK NIAGA. Singkatnya, seorang Ibu dengan bahasa yang sopan menawarkan satu produk. Setelah ngoceh agak lama, saya bilang STOP, TUNGGU DULU!
Saya bilang “Ini tawaran baik yang harus saya pikirkan dengan baik, saya tidak bisa mengingat semua klausul yang ditawarkan secara lisan! Kirim saja tawarannya secara tertulis!”
Si Ibu menjawab, “Ngga bisa pak, ini hanya program TELEMARKETING saja!”
Heran saya, sudah dapat orang yang tertarik, tapi ingin mendapat penjelasan lebih dalam bentuk tertulis malah ditolak dengan alasan bahwa programnya hanya TELEMARLETING SAJA! Lho, ujung-ujungnya kan mau jualan produk itu, telemarketing hanya cara marketingnya saja!!! (mohon koreksi kalau saya salah!). Sebagai nasabah, saya malah curiga, ini ada niat buruk yang disembunyikan yang mungkin akan mudah terlihat kalau informasinya semua tertulis!
Akhirnya saya yang gantian ngoceh nyeramahin si ibu tadi! Ujung-ujungnya dia segera berusaha mengakhiri pembicaraan….
Menurut saya program seperti ini harus lebih diatur dan diawasi oleh satu pihak tertentu, kalau tidak, banyak customer yang mengambil keputusan tanpa pemahaman yang sangat jelas!
Bagaimana menurut anda?
Salam kenal Pak AA,
menurut saya sih, prospek pasar di Indonesia itu adalah “orang-orang yang lebih mengedepankan nafsu untuk mendapatkan sesuatu, misalnya uang atau barang, dalam waktu singkat”.
Cukup banyak saya mengalami model2 marketing, bukan hanya telemarketing, di mana marketernya lebih mengumbar janji2 manis, sementara calon client-nya tidak kritis dan bernafsu tinggi untuk “sedikit bekerja banyak mendapat”.
Omong2 mengenai bisnis, mungkin tulisan saya ini sedikit menyinggung apa yang pak AA alami : “Selama masih ada orang bodoh, bisnis tetap jalan ” : http://anugrahkusuma.com/blog/?p=59
saya gak bgtu taw tentanq telemarketinq ni….
apa boisa di jelasin,,
biar saya bisa tw apa tu telemerketinq…