Perusahaan harus mulai rajin baca blog dan keluhan customer di Internet

Baca surat pembaca di detik.com tentang layanan Garuda Indonesia yang berjudul “ Status OK Tiket Garuda Bukan Berarti OK Terbang” sangat menarik. Saya kutip sebagian keluhannya:

Saya melakukan chek in Jam 08.45 (belum terlambat) di desk khusus kartu GFF. Pada saat chek in diterima oleh Mbak Gita. Namun, betapa terkejutnya saya karena ternyata pesawat telah penuh dan tidak ada kursi kosong. Padahal di tiket tertera status OK.

Lalu ada beberapa komentar, salah satunya sebagai berikut:

Dewi, Hal ini persis terjadi dengan suami saya. Status ticket OK, dan satu malam sebelum keberangkatan ada petugas Garuda yang menelpon untuk kepastian keberangkatan dan suami saya menjawab bahwa suami saya confirm berangkat. Tetapi aneh bin ajaib waktu akan check in namanya tidak ada. Garuda cukup bertanggung-jawab dan akhirnya suami saya bisa terbang. Tetapi yg saya heran kenapa hal ini bisa terjadi dan ternyata tidak hanya terjadi pada suami saya tetapi pada lebih dari satu penumpang. Ada apa denganmu Garuda???

Komentar-komentar lainnya cukup pedas untuk dibaca, diantaranya ada yang mendukung untuk tetap mendapatkan larangan terbang ke Eropa sebagai pelajaran buat Garuda. Belum ada (baca: mungkin tidak akan ada) komentar dari pihak Garuda soal ini.

So, sekali lagi, menurut saya, perusahaan-perusahaan di Indonesia harus mulai rajin membaca blog serta surat pembaca di media-media online di Internet. Informasi-informasi seperti ini akan menjadi informasi yang menurunkan citra perusahaan dan menjadi informasi gratis yang sangat berharga untuk kompetitor-kompetitor perusahaan kita.

Semoga bermanfaat!

Posting lain yang berhubungan:

Iklan

Apa yang paling menyebalkan dari angkot Bandung? [3]

Q: Apa yang paling menyebalkan dari angkot Bandung?

A: Ketika kita dikejar waktu, nyetir di suatu jalan dan akan belok kiri; sementara ada tulisan sangat jelas “belok kiri jalan terus”; persis di depan kita adalah angkot yang sedang santai menunggu penumpang dan menghalangi jalan kita untuk jalan terus; lalu kita menekan klakson beberapa kali; tiba-tiba seluruh penumpang angkot memandang kita dengan wajah sinis. Nah lho! Ko jadi gua yang dianggap punya dosa sih?!

Apa yang paling menyebalkan dari angkot Bandung? [2]

Q: Apa yang paling menyebalkan dari angkot Bandung?

A: Ketika dalam antrian lampu merah, angkot berada di posisi paling depan dan kita persis di belakangnya. Lampu sudah hijau, angkot tidak maju juga karena ada calon penumpang yang ingin ditunggunya. Terpaksa kita manyun sambil menyatakan kekesalan. Setelah penumpangnya dapet, angkot segera melabrak lampu hijau yang sedang berubah jadi merah, sementara kita ditinggal di belakang menunggu satu putaran lagi lampu merah menjadi hijau.

Apa yang paling menyebalkan dari angkot Bandung? [1]

Q: Apa yang paling menyebalkan dari angkot Bandung?

A: Ketika saya nyetir mobil di belakang angkot dan segera akan belok kiri; ternyata angkot berhenti menurunkan beberapa penumpang persis di ujung belokan sehingga kita terhalangi; lalu dengan ngedumel kita berusaha belok kanan mau mendahului angkot yang berhenti lama tersebut; pada saat dengan susah payah kita sudah bisa mendahului angkot tersebut dan akan belok kiri, angkot tersebut maju menghalangi jalan kita ke kiri dan melambaikan tangan kepada kita. Grrrrrrr….. wck…. wck….