Sejak dukungan kami hilang sekitar 4.000 dari jumlah awal yang kami setorkan ke KPU (73.000 pada saat penyerahan, disertai bukti tanda terima, dan hanya 69.000 dukungan yang dianggap disetorkan); lalu dipangkas 16.000 oleh KPU tanpa penjelasan yang memuaskan, kami dianggap tidak lolos tahap verifikasi.
Demi menegakkan kebenaran dan memperlihatkan kebrengsekan sistem di negeri ini, kami menempuh jalur hukum untuk memohon keadilan. Setelah dipingpong antara PTUN dan PN, akhirnya, setelah 3 kali tahap mediasi, hari Senin, 21 Juli kemarin, PTUN Bandung menyatakan siap menyidangkan gugatan kami kepada KPU Bandung. Sebagai konsekuensi diterimanya gugatan kami, seharusnya proses Pilwalkot berhenti sampai ada keputusan atau ketetapan hukum yang mengikat. Demi hukum, beranikah PTUN meminta supaya proses Pilwalkot Bandung untuk dihentikan? Di sisi lain, kelihatannya, KPU tidak menghormati proses tersebut (tidak perduli hak kami). Proses Pilwalkot Bandung tampaknya berjalan terus. Sidang pertama baru akan digelar Senin, 28 Juli 2008; sementara pada saat tersebut, masa kampanye sudah setengah jalan.
Apa makna semua ini ??? Kami ibarat pemain cadangan yang mungkin tidak akan pernah diturunkan ke lapangan, atau mungkin diturunkan ke lapangan pada menit terakhir pertandingan hanya untuk memuaskan penonton!
Dimana keadilan di negeri ini?
Bagi saya, andai Tuhan mentakdirkan saya tetap tidak lolos, secara pribadi, tak ada kesedihan yang berarti buat saya, karena saya tidak mengejar apapun dari pencalonan ini. Saya hanya menawarkan diri untuk berbakti kepada masyarakat kota Bandung, dan kalau itu tidak bisa terjadi karena alasan apapun, saya tinggal kembali kepada rutinitas saya sebelumnya. Insya Allah, saya juga bisa kembali ke kenyamanan saya, bisa kembali ke kehangatan keluarga yang selama ini saya jalani, bisa kembali memperhatikan orang tua yang sudah mulai bertambah usianya….
Namun, ada satu hal yang tetap mengganjal dalam hati kecil saya. Betapa banyak orang yang akan kecewa andai semua perjuangan ini harus berhenti. Sebagian dari simpatisan kami adalah orang-orang yang menaruh harapan besar akan perubahan kota Bandung. Mereka selama ini berjuang bersama-sama tanpa pamrih.
Allah Maha Adil, Maha Tahu, Maha Kuasa, ….. Kita pasrahkan saja kepadaNya.
Ya, Allah jika mereka (yang men-dzalimi kami) benar-benar mendzalimi kami dengan sengaja, demi kebaikan bangsa ini, semoga mereka diberikan balasan yang lebih berat dari yang mereka perbuat. Namun, jika karena keterbatasan kami, ternyata kami tidak bisa memahami kebaikan mereka, angkatlah derajat mereka dan maafkanlah kami karena ketidaktahuan kami. Allah maha mendengar, maha mengampuni, dan maha mengabulkan doa orang-orang yang di-dzalimi.
salah seorang polisi yang mengawal kami sedang membantu
memasangkan ikat kepala kepada seorang simpatisan kami
Simpatisan kami turut mengantar kami ke PTUN