Baca koran PR hari ini membuat saya gatal ingin menulis. Di satu sisi saya sangat gembira ketika membaca berita “Jalur Sepeda akan direalisasikan, di lain pihak banyak pertanyaan dan kekhawatiran. Berikut adalah kutipan beritanya:
BANDUNG, (PR).-
Tahun ini, Kota Bandung akan membuat jalur khusus sepeda. Tahap lelang sudah dimulai. Pemenangnya akan diumumkan pada akhir April nanti. Pembangunan fisiknya direncanakan mulai minggu pertama Mei.
Menurut Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung Iming Akhmad, tahap pertama pembangunan yang sudah dilelangkan diprioritaskan pada empat lokasi. Pertama, pembangunan trotoar jalur sepeda di sisi timur Jalan Ir. H. Juanda (dari Jln. Diponegoro-Simpang Dago). Kedua, sisi barat Jln. Ir. H. Juanda (dari Jln. Sulanjana sampai dengan Ganesha). Ketiga, sisi barat Jln. Ir. H. Juanda (hingga Siliwangi). Serta keempat, pembuatan marka jalur sepeda di Braga – Balai Kota – Gedung Sate. Untuk empat paket pembangunan tersebut, pagu anggaran yang disediakan sebesar Rp 2,3 miliar. Berita selengkapnya disini.
Jalur sepeda adalah ide yang sangat baik. Banyak manfaat yang akan diperoleh dari adanya jalur sepeda, seperti: mengurangi dampak pemanasan global, membuat warga (paling tidak, para pemakai sepeda) menjadi lebih sehat, toko sepeda makin laku (ha3x….). Baik intinya saya sangat setuju dengan ide tersebut. Namun ada beberapa pemikiran yang membuat saya bertanya-tanya.
- Kota Bandung sudah lama (dan semakin waktu semakin hebat) mengebiri hak pejalan kaki untuk mendapat lahan untuk berjalan secara nyaman dan aman. Sebagian trotoar juga sangat tidak aman kondisinya untuk para pejalan kaki. (baca: Hak Pejalan Kaki di Bandung diabaikan!) Jangankan aman dan nyaman, saat ini makin banyak trotoar yang beralih fungsi menjadi lahan parkir. Hebatnya, pemilik usaha di tempat lahan parkir tersebut merasa punya hak untuk mengusir pengguna kendaraan yang tidak bertujuan ke tempat usahanya. Luar biasa! Hanya ada dua kemungkinan, pemerintah saking sibuknya tidak sempat mengawasi hal tersebut, atau ada oknum tertentu yang mengijinkan dan melindunginya. Silakan baca tulisan saya yang berjudul “Jalan Umum Di-klaim sebagai Tempat Parkir Restoran“. Jadi, menurut saya, sebelum memberikan fasilitas kepada pengguna sepeda, pulihkan dulu hak para pejalan kaki, karena pejalan kaki lebih banyak dari pengguna sepeda.
- Saat ini, kondisi angkot yang sangat tidak tertib dan seringkali berperilaku yang cenderung membahayakan tidak pernah terlihat adanya pembinaan yang serius. Makin hari makin terlihat bahwa Bandung adalah hutan rimba yang seolah tidak ada hukum. Pelanggaran yang dilakukan angkot dan pengendara sepeda motor dengan mudah kita lihat dimana-mana. Apakah kalau ada jalur sepeda sudah dipikirkan keamanannya untuk mereka (pengendara sepeda) ? Bayangkan angkot ngetem di jalan Dago. Kalau ngetem di jalur sepeda, tentunya sepeda harus keluar jalur, yaitu ke tengah jalan, dan tentunya berpotensi untuk celaka. Kalau angkotnya menghormati pengguna sepeda, ngetemnya di tengah jalan. Ha3x…., makin kusut saja jalan-jalan di Bandung …..
- Sepeda motor telah menjadi salah satu alternatif murah, praktis dan cepat untuk bepergian di kota Bandung, sehingga banyak warga kota yang beralih ke sepeda motor dari pada menggunakan angkot. Nah sepeda motor pun, di satu sisi telah membuat kota ini semakin semrawut, karena tidak sedikit diantara mereka yang mengabaikan etika dan resiko keselamatan ketika berkendaraan. Bukankah lebih urgent membuat jalur khusus sepeda motor dari pada jalur sepeda ???
Memang sering membingungkan melihat perkembangan kota ini. Entah kemana arah perkembangannya dan tampak tidak ada prioritas dalam pembangunan dan pengelolaan kota. Sepertinya semua ide baru yang mungkin bisa dianggap positif selalu harus dilakukan. Soal, persoalan lama yang harus diselesaikan: “ah biarkan aja…..”
Menurut saya:
- Pemerintah kota tidak boleh lupa, pembenahan trotoar, pemulihan trotoar yang sudah dialihfungsikan, harus didahulukan dari pada jalur sepeda….., karena pejalan kaki lebih banyak dari pada pengguna sepeda. Selain itu, ketika trotoar sudah menghilang, pejalan kaki pasti menggunakan jalur khusus sepeda…
- Penataan angkot harus dilakukan, karena perilaku yang seenaknya dapat membahayakan pengguna sepeda
- Penyediaan jalur khusus sepeda motor perlu dikaji untuk melihat, apakah lebih urgent atau tidak?
Tulisan sebelumnya yang relevan:
sebagai pengguna sepeda, saya dukung dong programnya om dada
soal permasalahan trotoar dkk, seharusnya memungkinkan juga dilakukan secara paralel. tapi memang harus lebih ditekankan lagi. Wabil khusus kesemrawutan parkir ilegal itu 🙂
Saya juga prihatin dengan keadaan lalu-lintas di Bandung dan hanya bisa mendoakan semoga Bandung bisa menjadi kota yang tertib, aman, hijau serta bebas polusi.
Top tenan.. posting2 anda. kunjungi saya juga ya.. blog baru. he he he he 13:34
Alhamdulliah, mudah-mudahan komunitas sepedah di kota Bandung bertambah banyak.
Bravo B2W Kota Bandung.
thanks Infonya …..jalan-jalan mas tempat saya ….https://budiantobjm.wordpress.com/
salamun
hhmmm.. selalu menjadi hal yg dilematis memang?!
kalau pun pemkot bandung mempunyai rencana untuk membangun jalur sepeda di kota bandung mudah2an hal itu mempunyai dampak yg progres bagi warga dan bagi atmosfir kota ini. Banyak penyebab yg mengakibatkan kian hari jalanan dikota ini samakin padat dan kumuh, salah satunya adalah pemerintah tidak bisa membatasi kendaraan yg masuk ke jalan raya, (kali-kali tong ditambahan wae tapi cik atuk kurangi lah jumlah kendaraan di bandung teh euy). Sepeda adalah alternatif yg cukup sehat dan wise, masalahnya polusi transportasi adalah penyumbang terbesar ke-2 (setelah penggundulan hutan gambut) bagi global warming. klo pun pemkot bandung serius untuk program ini saya sangat appreciate dan pasti saya dukung, tapi tong huntu hungkul.. wassalam
BANDUNG MAKIN HANCUR…
MAKIN TIDAK NYAMAN…
KALAU BEGINI TERUS BISA2 ORANG BANDUNG GA DAPAT LAGI UANG YANG DIHABISKAN ORANG JAKARTA LAGI…
NGAPAIN JUGA KE BANDUNG..HABIS SUDAH GA NYAMAN..
BETUL.. PENYAKIT KITA , PEMERINTAH JUGA SUKA YANG “”” WAH, WOW EFFECT “””””
YANG PENTING HEBOH….
LEBIH BANYAK MANA.. PEJALAN KAKI ATO PE SEPEDA ??
BENARIN DULU TU TROTOAR.. DI CIHAMPELAS TEMPAT WISATAWAN AJA GA BAGUS…
JALUR SEPEDA 2.3M… WAH.. SUDAH MERAPA KILOMETER TROTOAR….
LAGIAN DI CAT… YA JADI LICIN ATUH…
CAT DAYA LEKATNYA SEBENTAR… BERARTI SEBENTAR LAGI BUTUH 2.3 M LAGI UNTUK NGECAT… WAH MAU DONG SAYA….
DASAR… PINTER….