Babakan Siliwangi, tidak sekedar perlu dipertahankan, tapi …

Sudahkah anda melihat sendiri kondisi Babakan Siliwangi yang belakangan ini ramai dibicarakan?

Jika ada yang mengatakan sebagai hutan kota atau paru-paru kota, rasanya kurang tepat juga. Tidak begitu banyak area berpohon lebat disana. Begitu banyak area terbuka yang tidak ditanami pohon. Namun karena minimnya area seperti itu di Bandung, bolehlah kita sebut itu hutan kota yang masih harus kita selamatkan.

Jika ditinjau dari keindahan, terus terang saja, banyak bagian yang tidak indah disana.

Satu fakta lagi, sebagian area itu telah menjadi area parkir mobil-mobil bagus mahasiswa ITB.

Lalu, apakah kita harus merelakan rencana Pemkot untuk menyulap area tersebut menjadi hutan beton yang lebih indah? Tentu tidak!!! Tapi, tidak berarti juga kita hanya berteriak untuk menyelamatkannya dan membiarkannya dalam kondisi seperti sekarang! Harus ada upaya-upaya bersama untuk meningkatkan fungsi Babakan Siliwangi menjadi paru-paru kota yang sesungguhnya, menjadi ruang terbuka yang lebih indah dan terawat! Kalau perlu kita demo agar area tersebut tidak dijadikan lahan parkir! mahasiswa ITB! Jika kenyataannya sekarang disitu tidak terpelihara, hanya dijadikan lahan parkir, juga tidak indah-indah amat, maka Pak Walikota dengan mudah membuka mata semua orang bahwa usulan yang akan dilakukan jauh lebih baik dari kondisinya sekarang.

Nah supaya semua tahu kondisi yang sesungguhnya, mari kita lihat foto-foto berikut.

Showroom mobil-mobil mahasiwa ITB di Babakan Siliwangi

Showroom mobil-mobil mahasiwa ITB di Babakan Siliwangi (klik untuk memperbesar foto)

Seorang mahasiswa ITB baru saja memarkirkan mobil bagusnya di Babakan Siliwangi (klik untuk memperbesar foto)

Seorang mahasiswa ITB baru saja memarkirkan mobil bagusnya di Babakan Siliwangi (klik untuk memperbesar foto)

Banyak juga area kosong tanpa pohon dan bangunan kumuh (klik untuk memperbesar foto)

Banyak juga area kosong tanpa pohon dan bangunan kumuh (klik untuk memperbesar foto)

Area Terbuka Untuk Berbagai Kegiatan Banyak juga area kosong tanpa pohon dan bangunan kumuh (klik untuk memperbesar foto)

Area Terbuka Untuk Berbagai Kegiatan (klik untuk memperbesar foto)

Area sekitar bekas restorant Sunda Babakan Siliwangi (klik untuk memperbesar foto)

Area sekitar bekas restorant Sunda Babakan Siliwangi (klik untuk memperbesar foto)

Sisi kumuh lainnya yang tidak sedap dipandang mata  (klik untuk memperbesar foto)

Sisi kumuh lainnya yang tidak sedap dipandang mata (klik untuk memperbesar foto)

Beberapa Sanggar Seni (klik untuk memperbesar foto)

Beberapa Sanggar Seni (klik untuk memperbesar foto)

Salah satu sisi "indah" di Babakan Siliwangi (klik untuk memperbesar foto)

Salah satu sisi "indah" di Babakan Siliwangi (klik untuk memperbesar foto)

Salah satu sisi Baksil dipandang dari koridor SABUGA (klik untuk memperbesar foto)

Salah satu sisi Baksil dipandang dari koridor SABUGA (klik untuk memperbesar foto)

Mari kita sama-sama memikirkan langkah-langkah apa yang harus kita lakukan untuk meningkatkan fungsi Babakan Siliwangi sebagai area hijau terbuka sekaligus sebagai paru-paru kota yang sesungguhnya. Menyelamatkan dan membiarkan kondisinya seperti saat ini saja rasanya tidak cukup!

Bagaimana menurut anda?

Artikel terkait:

  1. http://savebabakansiliwangi.wordpress.com/2008/09/22/petisi-online-telah-mencapai-4000/
  2. https://kupalima.wordpress.com/2008/09/25/mobil-mobil-mahasiswa-itb/
  3. http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0302/04/daerah/113106.htm
  4. https://kupalima.wordpress.com/2008/08/27/selamat-tinggal-babakan-siliwangi/
  5. http://coretanpinggir.wordpress.com/2008/09/20/babakan-siliwangi-bandung-baca-babatan-siliwangi-bandung/
  6. http://wahidyankf.wordpress.com/2008/09/12/save-babakan-siliwangi-tolak-pembangunan-babakan-siliwangi/
  7. http://savebabakansiliwangi.wordpress.com/
Iklan

Kekhawatiran akan upaya mendorong Bandung sebagai Kota Kreatif

Setelah membaca berita  “BCCF Usulkan 10 Program Bandung Kota Kreatif Asia, terus terang saya salut kepada Kang Ridwan Kamil sebagai motor utama BCFF. Adalah suatu kebanggan, juga sebagai berkah yang harus disyukuri bahwa Bandung menjadi satu potensi ekonomi kreatif yang (mudah-mudahan) juga dapat memakmurkan warganya.

Seingat saya, memang dari dulu Bandung adalah tempat manusia-manusia kreatif. Karena saya “urang Bandung”, saya masih ingat ketika saya kecil ada event rutin (tahunan?) lomba peti sabun yang diselenggarakan oleh DAMAS (Daya Mahasiswa Sunda), juga ada Go-Kart yang diselenggarakan di kampus ITB, juga ada Pasar Seni ITB yang masih berlangsung hingga kini. Intinya, saya percaya bahwa inisiatif Kang Ridwan dengan BCCF-nya akan sukses dan berjalan terus karena potensi kreativitasnya sungguh luar biasa dan seolah sudah menjadi bakat internal masyarakat Bandung.

Persoalannya adalah, bagaimana ide membangun kota kreatif ini benar-benar memberikan kemakmuran kepada sebagian besar masyarakatnya, tidak sekedar memberikan kebanggan bahwa Bandung mempunyai event-event menarik yang membuat orang berdatangan ke kota Bandung.

Berubahnya Cihampelas menjadi area Jeans yang bentuknya khas dan unik, berkembangnya industri sepatu beserta outletnya di Cibaduyut, serta munculnya berbagai FO di Bandung menurut saya itu bagian dari kreativitas juga. Pembenahan infrastruktur kota yang sangat buruk dan tidak memprioritaskan hal-hal yang sangat mendasar sebagai kelayakan suatu kota telah membuat Bandung menjadi kota yang sangat buruk dari segi infrastruktur. Kreativitas yang dibangun yang dapat mendatangkan pendatang ke Bandung, selain akan mendatangkan potensi ekonomi, juga akan menimbulkan masalah-masalah yang mengerikan untuk kota Bandung. Macet, parkir tidak terkendali, polusi, sampah, pengaruh budaya luar, dan sebagainya!

Saat ini, jika tidak ada keperluan yang mendesak, sebagian orang Bandung memilih untuk tetap di rumah pada saat weekend. Mengapa? Bandung macet dimana-mana pada saat weekend! Sungguh menyedihkan!

Orang Bandung yang Senin-Jumat bekerja, seharusnya dapat menikmati kota tercintanya pada saat weekend, sehingga mulai senin mereka bisa bekerja dengan pikiran yang lebih fresh! Faktanya, mereka disuguhi stress kemacetan yang luar biasa!

Sungguh menyedihkan menjadi orang Bandung saat ini. Kita hanya jadi “pelayan” untuk para pendatang! Pemerintah hanya silau oleh potensi ekonomi yang dihasilkan oleh para pendatang, tetapi lupa untuk memakmurkan masyarakat Bandung!

Dalam berita di detik.com dinyatakan:

Usai laporan Helarfest 2008, Ridwan pun menyampaikan 10 Usulan Program Unggulan Bandung Kota Kreatif Asia dari BCCF. Kesepuluh program tersebut dikelompokkan dalam tiga bagian yakni; peningkatan partisipasi masyarakat dalam wacana kreativitas, penguatan kewirausahaan di sektor ekonomi kreatif dan revitalisasi fisik Kota Bandung yang mendukung iklim kreativitas.

Saya ingin mengomentari sedikit. Pertama, kalau bisa, tambahkan satu “syarat” bahwa program apapun selalu harus berorientasi pada kenyaman warga kota Bandung. Kedua, revitalisasi fisik saja tidak cukup, tetapi revitalisasi infrastruktur fisik dan non-fisik di kota Bandung.

Baik, apa kesimpulannya? Tidak bisa ditunda bahwa infrastruktur kota Bandung harus segera dibenahi, baik infrastruktur fisik, maupun non-fisik. Ide-ide kreatif harus berjalan sinergi, bahkan lebih ekstrim lagi, tunda dulu ide-ide “briliant” yang bisa mendatangkan lebih banyak orang ke Bandung sebelum infrastruktur dibenahi.

Bagaimana menurut anda?

Tulisan terkait:

  1. http://bandungcreativecityblog.wordpress.com/2008/05/19/paradoks-perkembangan-ekonomi-kreatif-di-kota-bandung/

Mobil-Mobil Mahasiswa ITB

Sekitar 2 minggu yang lalu, saya dan kang Taufikurahman menghadiri satu undangan satu komunitas yang berkumpul di Lebak Siliwangi yang sedang heboh akan disulap menjadi lahan beton. Bahkan, salah satu isu yang beredar, developernya sudah bekerja sama dengan ITB untuk membangun tempat parkir di lahan lapangan tenis di Sabuga ITB (detik.com).

Kami bertemu disana dan pulangnya jalan kaki bersama-sama menuju kampus, menyusur jalan di area itu. Menarik untuk diceritakan, ternyata di dalam begitu penuh dengan mobil-mobil yang parkir yang kemungkinan besar adalah mobil-mobil mahasiswa ITB. Pengamatan kami secara sepintas:

  • paling tidak, sekitar 75% mobil yang parkir disana adalah mobil-mobil dari luar Bandung (bukan plat-D).
  • secara umum adalah mobil-mobil relatif baru, kondisinya masih bagus

Silakan lihat foto-foto berikut:

Salah mobil mewah yang parkir Lebak Siliwangi
Salah satu mobil mewah yang parkir Lebak Siliwangi
Deretan mobil (relatif) baru di lebak siliwangi
Deretan mobil (relatif) baru di lebak siliwangi

Kalau dipikir secara bisnis, pasti menggiurkan, apalagi kalau dihtung jam-jam-an parkirnya!

Baik, saya tidak mau berdiskusi tentang bisnisnya. Saya hanya mau menyampaikan pemikiran saya bahwa parkir mobil ini menurut saya tidak perlu difasilitasi, bahkan posisi tertentu yang mengganggu kelancaran lalu lintas sebaiknya dilarang saja. Lalu, mahasiswa harus parkir dimana? Silakan cari tempat dimanapun yang memang diperbolehkan (mungkin cukup jauh), atau mari beralih ke angkot.

Ada dua dampak penting seandainya ITB memfasilitasi parkir mereka:

  1. Jurang kaya miskin di kampus ITB semakin tinggi.
  2. Memicu pertumbuhan jumlah kendaraan di kota Bandung, dan tentunya akhirnya semakin memacetkan kota Bandung yang kita cintai.

Parkir di Bandung memang sangat tidak terkendali dan sangat mengganggu kelancaran lalu lintas. Sudah selayaknya ITB memberikan contoh yang baik, bukan ikut meramaikan parkir yang mengganggu lalu lintas.

Bagaimana menurut anda?

Pemkot Bandung Akan Paksa Seniman Pindah dari Baksil

Judul posting ini saya kutip persis dari bandung.detik.com, demikian pula isinya:

Bandung – Hingga saat ini para seniman Babakan Siliwangi (Baksil) masih keukeuh menolak direlokasi ke pasar seni Taman Sari. Jika mereka tetap menolak, Pemkot Bandung akan melakukan upaya paksa.

“Kita mau secepatnya, tapi mereka belum juga kasih jawaban,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung M Asykari saat ditanya kapan rekolasi akan dilakukan saat ditemui di gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Aceh, Kamis (4/9/2008).

Ketika ditanya tindakan apa yang akan diambil Pemkot, jika imbauan relokasi tidak juga digubris oleh para seniman? “Ya sudah, nanti kita akan gunakan aturan main sesuai hukum, jika teguran tidak juga didengar,” kata Asykari.

Ditanya lebih lanjut apa yang dimaksud tindakan sesuai hukum itu berupa tindakan represif terhadap seniman “Ya,” jawabnya singkat. “Itu kan tanah pemda, dan sekarang pemerintah mau menggunakannya, masa mereka yang nggak punya apa-apa mau bertahan,” ujarnya ketus.

Rencananya sekitar 7.500 M2 lahan di Baksil akan digunakan sebagai rumah makan. Ini berarti 20 persen lahan Baksil yang digunakan dari total 35 ribu M2. Pihak pengembang yang ditunjuk dalam pembangunan di sana merupakan pengembang besar di Kota Bandung, PT Esa Gemilang Indah (Istana group).(ahy/ern)

Menurut saya, para seniman tersebut tidak mau pindah, bukan karena mereka tidak mengerti hak pemkot Bandung sebagai pemilik lahan tersebut, tetapi lebih sebagai ungkapan protes, kekhawatiran dan ketidakrelaan lahan tersebut beralih fungsi menjadi area beton yang semakin merusak kota Bandung.

Bagaimana menurut anda?

Posting terkait:

Selamat Tinggal Babakan Siliwangi?

Tanggal 5 Juni 2008 yang lalu, para pencinta dan pemerhati lingkungan di Bandung mengundang para bakal calon walikota Bandung untuk berdiskusi tentang masalah lingkungan di kota Bandung. Pada akhir pertemuan, semua bakal calon menandatangani kontrak politik untuk mendukung berbagai upaya pelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan di Bandung, termasuk pelestarian kawasan Babakan Siliwangi.

Satu-satunya calon yang tidak hadir waktu itu adalah Dada Rosada. Sekarang, setelah beliau dinyatakan menang, walaupun belum dilantik, tampaknya sudah ada pihak-pihak yang mulai memaksakan keinginannya untuk menyulap kawsan hijau dan terbuka Babakan Siliwangi menjadi kawasan bisnis. Perusahaan yang mengaku sudah punya IMB tersebut adalah perusahaan yang sudah lama “menguasai Bandung”, yaitu Istana Group.

Ayi yang sekarang menjadi wakil Dada Rosada (tinggal dilantik) juga hadir pada waktu itu. Saya kutip statement Ayi pada saat itu yang dikutip melalui galamedia.com:

Sementara itu, Ayi Vivananda menuturkan, meski akan disandingkan dengan incumbent, namun untuk pembangunan apartemen di Babakan Siliwangi, pihaknya akan meminta untuk dibatalkan. “Babakan Siliwangi ini, wajib hukumnya untuk dijadikan wahana ruang hijau terbuka. Karena generasi kami membutuhkan itu,” tegas Ayi.

Mari kita lihat komitmen sang wakil walikota terpilih terhadap janjinya. Sanggupkah dia berlawanan dengan sahabat penguasa yang bisnisnya sudah sangat mengakar di kota Bandung?

Pertemuan pencinta lingkungan dengan bakal calon walikota di Babakan Siliwangi, 5 Juni 2008

Posting dikirim dalam perjalanan Jakarta-Bandung.

Apa beda gugatan ‘Haji’ dan ‘Pilwalkot’

Menarik sekali memperhatikan pernyataan Ketua PTUN Bandung tentang urusan gugatan calon jemaah haji ke PTUN. Berikut adalah kutipannya yang saya ambil dari detik.com:

Ketua PTUN Bandung Boy Miwardi menyatakan keputusan penundaan pelaksanaan SK Gubernur No 451.14/Kep.283-Yansos/2008 tentang penetapan kuota haji kabupaten dan kota 2008 harus dipatuhi oleh semua pihak. Di persidangan PTUN, sebelum ada keputusan akhir, majelis bisa mengeluarkan putusan penundaan. Dengan adanya penundaan ini, SK gubernur tersebut tak bisa dilaksanakan. Putusan penundaan ini, lanjutnya, untuk menghindari ada pihak yang dirugikan jika kasus ini sudah inkrah.

Mari kita lihat bagian-bagian yang paling menarik:

  1. sebelum ada keputusan akhir, majelis bisa mengeluarkan putusan penundaan
  2. Dengan adanya penundaan ini, SK gubernur (dalam hal ini objek yang digugat) tersebut tak bisa dilaksanakan
  3. Putusan penundaan ini, lanjutnya, untuk menghindari ada pihak yang dirugikan jika kasus ini sudah inkrah

Jika PTUN konsisten dengan cara kerjanya, mengapa tidak bisa (baca: tidak berani) mengeluarkan putusan penundaan untuk gugatan SYNAR kepada KPU Bandung? Dengan demikian, tidak akan ada yang dirugikan jika putusan kasus ini sudah “inkrah (berkuatan hukum)”.

So, kembali ke pertanyaan dari judul posting ini. Kalau gugatan haji, gugatan ini ujung-ujungnya akan berhadapan dengan Gubernur Jawa Barat, apalagi yang mendandatanganinya dulu sudah dipanggil KPK. Sedangkan kalau gugatan yang berurusan dengan Pilwalkot ujung-ujungnya akan berhadapan dengan “???” yang belum dipanggil KPK.

Heboh Kuota Haji Jawa Barat

Sambil menikmati kemacetan kota Bandung, pagi ini saya mendengarkan wawancara di radio dengan pejabat Departemen Agama perihal SK Gubernur untuk perubahan dari Kuota Haji Provinsi menjadi Kuota Kota. Setelah saya dengarkan penjelasannya, ternyata gara-gara banyaknya penyusup ke daerah tertentu menggunakan KTP palsu, sehingga daerah tertentu menjadi tinggi jumlah jamaahnya, sementara yang lain (yang lebih terlambat daftarnya) jadi kehabisan kuota.

Inilah gaya pemerintah kita dalam mengambil keputusan. Ubah cara kuotanya, dari kuota propinsi menjadi kuota kota! Lalu, terapkan secara mendadak! Jadilah menuai protes dimana-mana! Ada yang pro, ada yang kontra, bahkan sampai menuntut ke PTUN. Hari ini mereka sama-sama datang ke Gedung Sate, yaitu yang pro dan yang kontra! Gubernur baru pasti pusing, sebab itu adalah keputusan gubernur lama yang sudah dipanggil KPK.

Terlepas dari pro-kontra tersebut, saya ingin menggaris bawahi dua hal. Pertama, dalam menyelesaikan banyak masalah, seringkali tidak dicari akar permasalahannya, lalu dicari solusi dadakan di ujung. Masalah yang menjadi akarnya tetap merambat kemana-mana, ke berbagai sektor lainnya. Dalam hal ini adalah pemalsuan KTP. Padahal masalah pemalsuan KTP tersebut menjadi akar masalah berbagai persoalan lain. Kedua, apapun solusi yang diambil, rasanya tidak fair jika diterapkan mendadak. Baiknya hari ini ditentukan, berlaku mulai tahun 2009.

Berikut adalah kutipan dari detik.com:

Ketua PTUN Bandung Boy Miwardi menyatakan keputusan penundaan pelaksanaan SK Gubernur No 451.14/Kep.283-Yansos/2008 tentang penetapan kuota haji kabupaten dan kota 2008 harus dipatuhi oleh semua pihak. Di persidangan PTUN, sebelum ada keputusan akhir, majelis bisa mengeluarkan putusan penundaan. Dengan adanya penundaan ini, SK gubernur tersebut tak bisa dilaksanakan. Putusan penundaan ini, lanjutnya, untuk menghindari ada pihak yang dirugikan jika kasus ini sudah inkrah.

Keluarnya SK gubernur itu terlihat terburu-buru. Kenapa gubernur saat itu yang jelas-jelas tengah cuti dan menunggu penggantian dengan gubernur baru mengeluarkan SK yang sangat penting ini. Makanya majelis memutuskan mengeluarkan putusan penundaan.

Kalau tetap jadi kuota kota, saya termasuk salah satu korbannya. Walaupun saya menyikapinya dengan santai saja, mungkin Allah belum mengijinkan saya dan istri berangkat tahun ini. Menarik memang, beberapa bulan lalu saya pernah meyakinkan ke Depag, bahwa saya ada di urutan yang aman, kuota Jawa Barat sekitar 37 ribu, saya ada di urutan 32 ribuan. Bahkan, saya pernah sekali diundang dalam satu pertemuan oleh Depag sebagai calon jemaah haji 2008.

Ya…., itulah negara kita yang menyedihkan! Mau ibadah saja musti demo dan musti berurusan dengan PTUN.

Artikel terkait:

  1. Ketua PTUN Bandung: SK Gubernur Tak Bisa Dilaksanakan
  2. Ribuan Calon Jemaah Haji Demo, Jalan Diponegoro ditutup.
  3. Seribuan Calon Jemaah Haji dari Bekasi Satroni Gedung Sate
  4. PTUN Tangguhkan SK Gubernur soal Kuota Haji

KPU Bandung Cari Kambing Hitam Tingginya Golput

Kegagalan KPU melakukan sosialisasi serta menyadarkan masyarakat agar tidak golput tampaknya tidak mau mereka akui. Lalu mencari kambing hitam, yaitu “pendukung independen”. Harusnya KPU melihat sendiri, SYNAR dan gabungan independen yang lain sudah jelas menyatakan dukungan kepada siapa dan menganjurkan pendukungnya supaya tidak Golput, tapi memilih satu pihak tertentu. Ini adalah itikad baik yang telah dilakukan untuk turut mensukseskan PIlwakot Bandung. Jika Golput tinggi, sebaiknya lihat situasi politik dan kejenuhan masyarakat, dan introspeksi apa yang telah dilakukan oleh KPU sendiri.

Menurut saya, hal yang sangat tidak bijak jika menuduh Golput adalah hal yang diinginkan oleh pihak independen, apalagi ada upaya agar Golput. Ini menambah catatan saya tentang buruknya kinerja orang-orang KPU Bandung.

Golput terbesar bisa saja dari pendukung independen, tapi bukan karena dianjurkan, tapi karena kegagalan kota ini memberikan pilihan yang menarik buat mereka, termasuk kegagalan KPU melakukan sosialisasi.

Artikel terkait:

  1. http://bandung.detik.com/read/2008/08/14/112611/988435/486/penyumbang-golput-terbesar-dari-pendukung-independen

Apa jadinya Bandung 5 tahun lagi ???

Saya tidak ingin menulis terlalu panjang. Hanya ada kesedihan yang sangat mendalam. Bukan soal jagonya siapa yang menang atau kalah dalam Pilwalkot Bandung, tapi soal kepercayaan dan fakta. Sudah 5 tahun Bandung berubah semakin rusak. Hal-hal yang sangat mendasar, terutama yang berkaitan dengan kemakmuran masyarakat bawah tidak terperhatikan, bahkan tersingkirkan.

Akankah masa-masa itu akan diperpanjang 5 tahun lagi? Membaik? atau bahkan memburuk?

Bagaimana menurut anda?

Artikel terkait:

  1. Quick Count LSI
  2. Dada Rosada dilaporkan ke KPK
  3. LP3I Laporkan Penyimpangan Dana APBD Kota Bandung ke KPK
  4. Dada Rosada Melakukan Aksi Kotor
  5. Singapore International School di Bandung menuai protes
  6. Rumah Zakat Indonesia diteror
  7. Rujit ku kalakukan Pejabat Pemkot
  8. Punclut Menggugat Dada Rosada

Selamat Memilih, Hayu Babarengan Bebenah Bandung!

Dulur-dulur warga Bandung yang saya cintai…

Sudah cukup lama Bandung dipimpin oleh walikota-walikota yang tidak bisa menata infrastruktur kota yang seharusnya bisa memberikan kesejahteraan dan kenyamanan untuk warganya.

Sudah cukup lama Bandung tidak bisa berkolaborasi dengan sumber daya manusia terbaik dari berbagai kampus di Bandung yang sebenarnya berpotensi untuk ikut membangun Bandung, karena terhambat oleh keserakahan aparat dalam mengelola proyek untuk membangun Bandung.

Munculnya jalur independen (perseorangan) juga telah disusupi oleh pihak-pihak yang “tebar uang” untuk mencapai tujuannya, sementara …. yang mempunyai niat tulus masih diombang-ambingkan nasibnya oleh PTUN dan KPU. Ya, baru sampai disinilah keadilan di negeri ini.

Sudah jelas, mana yang masih bisa kita percaya, mana yang mempunyai komitmen untuk menyelamatkan Bandung, mana yang punya komitmen untuk memberantas akar permasalahan kota Bandung, yaitu KORUPSI.

Dulur-dulur warga Bandung yang saya cintai, saya warga Bandung asli yang sangat mencintai kota ini, yang melihat semakin rusaknya kota ini dari waktu ke waktu, mengajak untuk sama-sama menyelamatkan Bandung, jangan sampai ditambah rusak 5 tahun ke depan. Saya percaya, kolega saya, sahabat saya, saudara muslim saya, Taufikurahman dan Abu-Syauqi, adalah orang yang amanah dan bisa membawa perubahan untuk kota Bandung.

Marilah pilih mereka!

Saya tidak ragu untuk mengajak memilih mereka, dengan tulus, tanpa paksaan, tanpa pamrih, tanpa timbal balik apapun, demi kecintaan saya kepada kota ini, demi masa depan anak-anak kita. Insya Allah mereka akan bekerja keras untuk mengemban kepercayaan kita, dan kita semua akan sama-sama membantu mereka untuk mencapai Bandung yang lebih baik.

Salam,
ARRY AKHMAD ARMAN
https://kupalima.wordpress.com
https://kupalima.wordpress.com/bandung/
http://www.kupalima.com
http://hajimesrie.wordpress.com

Jangan lewatkan, baca juga:

  1. Dukung Pak Taufikurahman jadi Walikota Bandung (Blog Budi Rahardjo)