Perlukah Ruang Gerak Sepeda Motor Dibatasi??? [updated]

Perhatikan perilaku pengendara sepeda motor dalam 2 foto di bawah ini. Foto tersebut saya ambil tadi pagi dalam perjalanan. Pada prakteknya, banyak perilaku pengendara sepeda motor yang lebih berani (baca: mengganggu) dari apa yang kita lihat dalam foto tersebut.

Perilaku pengendara tersebut mempunyai beberapa dampak negatif sebagai berikut:

  • Sangat berpeluang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Ketika terjadi kecelakaan yang melibatkan sepeda motor dan mobil, cenderung mobil yang selalu disalahkan, padahal bisa anda bayangkan dalam kondisi seperti foto di atas, siapa yang sebenarnya bersalah jika sepeda motor bersenggolan dengan mobil di arah yang berlawanan??
  • Cenderung menciptakan kesemrawutan dan kemacetan.
  • Secara tidak langsung membiarkan pengendara kendaraan bermotor bahwa di Bandung tidak ada peraturan atau etika berlalu-lintas yang harus dipatuhi. Perilaku ini bisa merambat kemana-mana karena akhirnya melekat pada diri pengendara tersebut.

Cina mengambil langkah berani dengan melarang penggunaan sepeda motor di kota-kota besar Cina. Saya kira, contoh tersebut kurang bijak jika diterapkan di Bandung, apalagi sepeda motor sekarang menjadi solusi murah untuk bepergian. Namun demikian, menurut saya, keadaan tersebut tidak dapat dibiarkan.

Saya coba melempar ide untuk membatasi ruang gerak sepeda motor di Bandung, misalnya kita sediakan garis batas untuk sepeda motor di jalur kiri, atau tidak boleh menyusul dari sisi kanan kecuali untuk melalui kendaraan lain yang sedang berhenti, dan hal-hal lain yang sejenis.

Bagaimana menurut anda???

[ U P D A T E ]

Supaya tambah seru fotonya, saya tambahkan dua foto berikut.

Iklan

Bandung Bakal ‘Heurin’ ku Motor

Bandung akan penuh sesak oleh sepeda motor, itu arti judul di atas yang saya tulis dalam Bahasa Sunda.
antrian motor pembeli bensin di sebuah pom bensin

Kemarin siang saya mengisi solar di pom bensin di Dago atas. Sambil mengisi saya memperhatikan antrian sepeda motor yang sangat panjang sambil mengobrol dengan petugas pom bensin yang sedang pengisi solar untuk Panther saya. Menurut si petugas, antrian seperti ini terjadi tanpa henti sejak pagi sampai kira-kira jam 8 malam. Biasanya puncaknya sekitar jam 5 sore katanya.

Rasanya ini pemandangan umum di setiap pom bensin. Padahal di Bandung ini jumlah pom bensin sudah meningkat cukup banyak, sehingga jarak antar lokasi semakin berdekatan. Saya hanya memikirkan, apakah pemerintah kota Bandung sudah mempunyai langkah-langkah antisipatif untuk mengatasi peningkatan jumlah kendaraan ini, khususnya sepeda motor? Saat ini saja sudah terlalu sering kita dengar keluhan semrawutnya lalu lintas oleh angkot dan sepeda motor yang kurang menghiraukan sopan santun berlalu-lintas.

Bagaimana nanti 5 tahun lagi??? Kalau ingat lagi pengalaman saya di Cina, saya semakin paham, mengapa Cina melarang sepeda motor di seluruh kota-kota besar di Cina. Mungkin sudah kehabisan akal untuk mencari solusi yang efektif.

Anda punya solusi?