Berita memprihatinkan: “LKPJ Wali Kota Bandung 2008 dan 2009 Hanya Copy Paste”

Membaca berita dari detik.com tentang LKPJ Walikota Bandung, sungguh memprihatinkan. Berikut adalah kutipannya dari bandung.detik.com (http://bandung.detik.com/read/2010/04/23/172800/1344347/486/lkpj-wali-kota-bandung-2008-dan-2009-hanya-copy-paste):

Bandung – Anggot Pansus Laporan Pertanggung Jawaban (LKPJ) DPRD Kota Bandung Tedi Rusmawan menyatakan LKPJ  Wali Kota Bandung 2008 dan 2008 hanya copy paste. Hal itu mengindikasikan permasalahan Pemkot terkesan itu-itu saja.

“Bisa dilihat sendiri kalau itu banyak yang copy paste, redaksionalnya juga sama,” ujar Tedi saat ditemui di ruang kerjanya Fraksi PKS Kantor DPRD Kota Bandung, Jalan Aceh (23/4/2010).

Lebih lanjut Tedi mengatakan, dalam LKPJ tersebut ada 38 ketidakberhasilan Pemkot Bandung di tahun 2009.Namun alasan kegagalan di tahun 2009 tersebut nampak sama dengan tahun sebelumnya.

“Kalau alasannya sama tahun 2008 dan 2009, masa sih dari tahun ketahun permasalahannya sama, tidak bertambah, tidak berkurang,” terangnya.

Pantauan detikbandung, tampak jelas laporan pertanggungjawaban pendidikan Pemkot tahun 2009 sama persis dengan taun 2010. Bentuk tulisan hingga kalimatnya pun sama. “Kalau mau dibaca semua masih banyak yang sama, perhatikan saja,” ujar Tedi.(avi/dip)

Bagaimana menurut anda?

Iklan

Belum ada Keputusan Final Lolos tidaknya Calon Independen Walikota Bandung

Pagi ini, hampir semua media cetak dan elektronik memuat berita bahwa Calon Independen Walikota Bandung yang lolos adalah pasangan Hudaya-Nahadi. Walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit, tapi berbagai pemberitaan tersebut memberikan kesan bahwa pasangan tersebut adalah satu-satunya pasangan yang lolos.

Siang ini, jam 10.00, KPU Bandung mengundang empat pasang calon independen untuk memberikan penjelasan dan menyampaikan hasil verifikasi sementara dari KPU kepada setiap pasangan calon. Ketua KPU Bandung menjelaskan bahwa setiap pasangan calon masih mempunyai waktu untuk melakukan klarifikasi jika hasil verfikasi tersebut masih mengandung kesalahan-kesalahan yang harus diklarifikasi bersama. Klarifikasi tersebut harus didukung oleh fakta-fakta yang kuat dan memungkinkan untuk menganulir sebagian laporan PPS/PPK yang sudah masuk ke KPU jika terbukti ada kesalahan. KPU juga menegaskan bahwa pihak-pihak yang tidak ada di tempat pada saat dilakukan verifikasi faktual ke rumah-rumah harus dinyatakan mendukung.

Hasil klarifikasi bersama harus selesai selambat-lambatnya pada tanggal 23 Juni 2008 jam 24.00, sehingga pada hari terakhir batas waktu pendaftaran calon walikota Bandung (24 Juni 2008), para calon independen sudah mempunyai kejelasan apakah syarat jumlah dukungannya terpenuhi atau tidak.

Dengan demikian, kurang tepat jika ada pernyataan bahwa saat ini 3 pasang calon independen lainnya dinyatakan secara resmi tidak lolos verifikasi.

Dengan itikad baik untuk membenahi kota Bandung, saya dan mang Ade (Syinar Budhi Arta) mohon doa dari seluruh masyarakat agar sisa waktu yang sempit ini dapat kami manfaatkan untuk mengklarifikasi penyusutan dukungan yang cukup besar sehingga kami tetap bisa lolos.

Salam,
Arry AKhmad Arman

Tiga Alumni ITB Calon Pemimpin Bandung

Sebagai salah satu calon wakil walikota dari pihak perseorangan (independen), hari Minggu kemarin saya diundang olah IA-ITB Jawa Barat untuk berdialog dengan para alumni ITB di Hotel Saunggaling Bandung. Dari pertemuan tersebut, terungkap ada 3 alumni ITB yang punya itikad baik untuk mengabdikan diri membangun kota Bandung, yaitu: (1) saya sendiri, Arry Akhmad Arman (EL), (2) Taufikurahman (BI), (3) Hetifah Sjaifudian (PL).

Saya datang jam 11.30 setelah turut menghadiri verfikasi dukungan calon Independen oleh PPS di Dago dan Dunguscariang, sehinggga sempat berdiskusi dengan Ibu Hetifah yang datang menyusul tidak lama setelah saya datang. Pak Taufikurahman tampaknya sudah mulai sibuk sekali sebagai calon walikota yang diusung PKS. Beliau datang ketika saya dan ibu Hetifah telah selesai mempresentasikan pemikiran-pemikiran kami untuk kota Bandung.

Semoga itikad baik kami untuk membangun kota Bandung bisa menjadi kenyataan. Siapapun yang diberi kepercayaan oleh masyarakat, harus didukung penuh oleh semuanya. Semoga di masa yang akan datang ITB bisa diberi kesempatan lebih banyak untuk berkontribusi untuk pembangunan kota Bandung.

Selamat Buat Pak Taufikurahman!

Memperhatikan frekuensi tulisan Kang Taufikurahman di blog-nya yang akhir-akhir ini jadi lebih rajin dan hampir selalu menulis tentang kota Bandung, terjawablah sudah alasannya. Harian Pikiran Rakyat hari ini menurunkan berita tentang pencalonan TAUFIKURAHMAN sebagai Calon Walikota Bandung dari PKS.

Dengan demikian, sampai saat ini ada dua dosen ITB yang menawarkan diri untuk berbakti membenahi kota Bandung:

  • Arry Akhmad Arman, sebagai calon Wakil Walikota dari pihak Independen, berpasangan dengan Syinar Budhi Arta. Info selengkapnya dapat dilihat di http://bandungindependen.wordpress.com
  • Taufikurahman, sebagai calon Walikota dari PKS (wakil walikota belum ditentukan).

Selamat buat Pak Taufik, semoga Bandung bisa lebih baik di masa yang akan datang. Siapapun yang memimpin Bandung, asal punya itikad baik untuk BEBENAH BANDUNG tanpa pamrih dan tanpa dibebani oleh kontrak-kontrak politik dengan pengusungnya, Insya Allah Bandung akan menjadi lebih baik. Saya percaya Pak Taufik adalah orang yang memiliki integritas yang tinggi.

Sekali lagi, selamat Pak. Semoga ini adalah awal kontribusi perguruan tinggi (khususnya ITB) yang lebih nyata untuk daerahnya.
Salam Independen,
ARRY AKHMAD ARMAN

Ayo Jadikan Bandung Pusat Kebangkitan!

100 tahun lalu penduhulu kita menyuarakan kebangkitan Indonesia (1908)!
WALHI dan Para Aktifis HAM juga telah Mencetuskan 100 tahun Deklarasi Kebangkitan Nasional.

53 tahun lalu Bandung menjadi pusat kebangkitan negara-negara Asia Afrika!

Kini, semangat INDEPENDEN sedang menyebar kuat di BANDUNG. Berita di media masa menyatakan bahwa mungkin bisa muncul 15 pasangan calon independen walikota BANDUNG. Ini semangat yang luar biasa. Semoga mereka semua niatnya tulus untuk membangun Bandung. Marilah kita dukung semangat yang sudah mulai tumbuh ini. Tanpa dukungan masyarakat, mereka semua akan kandas dan akhirnya Bandung akan dipimpin kembali kepemimpinan gaya lama.

Jika anda setuju bahwa independen adalah suatu harapan menuju Bandung yang lebih baik, gunakan hati nurani anda untuk mendukung calon independen terbaik yang anda yakini tidak ada maksud-maksud terselubung didalamnya.

Insya Allah semangat ini akan menyebar ke seluruh Indonesia dan Bandung menjadi pemicu semangat UNTUK BANDUNG YANG LEBIH BAIK, juga untuk INDONESIA YANG LEBIH BAIK!

Dukungan Moral Saja Tidak Cukup!

Setujukah anda bahwa calon independen adalah harapan baru buat kota Bandung (juga buat Indonesia)? Setiap berinteraksi dengan siapapun, saya selalu melihat reaksi semangat yang luar biasa …..

“Independen” memang kata yang sakti dan memberikan harapan bagi sebagian besar masyarakat.

Namun, perlu disadari, dukungan moral saja tidak cukup untuk mengantarkan para calon independen tersebut agar dapat masuk dalam daftar yang bisa anda pilih pada saat pemcoblosan! Karena tidak diusung partai, mereka butuh dukungan masyarakat sebanyak 3% dari populasi (untuk kota Bandung, sekitar 80 ribu) yang harus dinyatakan dalam bentuk dukungan tertulis dan fotocopy KTP.

Biaya dan usaha (effort) yang sangat besar dan hampir tidak mungkin jika harus ditanggung oleh pihak independen yang murni hanya mengandalkan semangat dan tekad untuk kerja keras. Dukungan masyarakat sangat diperlukan jika kita ingin mendukung para calon independen.

Tanpa dukungan anda semua, pada saat pencoblosan, anda hanya akan mendapatkan wajah-wajah lama yang harus anda pilih!

Jika anda peduli, dukunglah para calon independen!
Info lebih jauh dapat dilihat di http://bandungindependen.wordpress.com

Sudah ada 3 Pasang Calon Independen

Kutipan dari Koran Pikiran Rakyat Hari ini:

BANDUNG, (PR).-
Bursa calon Wali Kota Bandung dari unsur perseorangan/independen kian ramai. Kali ini pasangan Syinar Budhi Arta dan Arry Akhmad Arman mendeklarasikan pencalonan mereka sebagai pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung periode 2008-2013.

Keduanya bertekad mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Pemkot Bandung dengan cara memberantas korupsi.

Syinar mengatakan itu dalam jumpa pers di kediaman ekonom Unpad, Soeharsono Sagir, Jln. Bukit Dago Selatan No. 7, Kota Bandung, Minggu (4/5).

Syinar menjabat sebagai Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Strategis, sedangkan Arry sehari-hari sebagai dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB). Oleh karena itu, mereka menyebut diri mereka sebagai perwakilan buruh dan akademisi. “Saya ini darah demonstrannya. Untuk mengimbanginya, saya dipasangkan dengan Pak Arry yang akademisi pemerhati masalah Kota Bandung,” ujar Syinar yang juga suami ekonom Unpad, Ina Primiana.

Ambil formulir pendaftaran

Dengan demikian, hingga saat ini telah dideklarasikan tiga pasangan calon independen dalam pilwalkot. Mereka adalah pasangan Indra Perwira-Dedi Haryadi yang diusung Forum Pengusung Calon Independen (FPCI), pasangan Hudaya Prawira-Nahadi, dan Syinar Budhi Arta-Arry Akhmad Arman. Ketiga pasangan telah mengambil formulir pendaftaran dan mulai mengumpulkan dukungan warga.

Di hari yang sama, pasangan Indra-Dedi menyelenggarakan workshop yang diikuti sekitar 100 relawan pengumpul dukungan bagi pasangan itu. Dalam workshop yang berlangsung di aula SD St. Ursula, Jln. Bengawan No. 2 Bandung itu, para relawan mendiskusikan taktik pengumpulan dukungan.

Sementara itu, pasangan Hudaya-Nahadi mengaku telah menyebarkan 80.000 formulir dukungan. Hudaya mengatakan, formulir dukungan warga baru mulai terkumpul, Selasa (6/5). “Kami optimistis bisa memenuhi syarat dukungan,” ucap Hudaya. (A-156)***

Mari Kita Bersama-sama Menjadi Bagian dari Sejarah!

Perjalanan dunia politik di Indonesia dari kacamata masyarakat umum bergerak menuju titik yang semakin menyedihkan. Partai-partai politik yang seharusnya mewakili kepentingan masyarakat sudah sangat diragukan keberpihakannya kepada masyarakat. Sudah terlalu banyak bukti bahwa partai hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya, bukan mewakili kepentingan masyarakat. Sudah sering jadi pembicaraan umum juga bahwa sangat mungkin ada kontrak-kontrak politik antara partai dengan para pimpinan daerah di negeri ini, sehingga keberpihakan para pimpinan daerah terbelenggu oleh kontrak-kontrak politik tersebut.
Revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 telah membuka secercah harapan baru bagi kita semua. Undang-undang tersebut secara sah memungkinkan untuk pencalonan pimpinan daerah dari kalangan perseorangan (independen), bukan dari kalangan partai dan tanpa dukungan partai sama sekali.

Kota Bandung yang pernah menorehkan sejarah sebagai penggerak kebangkitan Asia-Afrika, dihadapkan pada tantangan untuk menorehkan sejarah sebagai kota pertama yang berpeluang memiliki pimpinan dari kalangan independen.

Mengapa ini dapat menjadi milestone penting dalam sejarah? Jika Bandung berhasil memiliki walikota Independen, diharapkan ini menjadi pemicu semangat yang dapat men-triger munculnya independen-independen lainnya di seluruh wilayah Indonesia. Jika hal itu terjadi, diharapkan ini akan menjadi rival yang menantang bagi partai-partai politik agar mereka mencalonkan orang-orang yang berkualitas yang dapat memperjuangkan kepentingan masyarakatnya dan secara umum dapat meningkatkan kualitas dan kinerja partai-partai politik di Indonesia.

Pikirkanlah, nasib bangsa ini sedang dipertaruhkan, dan anda (terutama masyarakat Bandung) ditantang untuk menjadi bagian dari sejarah perubahan tersebut untuk kebaikan generasi penerus kita! Apakah anda ingin menjadi bagian dari sejarah?

Untuk bisa melakukan pencalonan secara sah, pasangan calon dari pihak perseorangan (independen) harus dapat memperlihatkan dukungan dari masyarakat, minimal 3% dari jumlah populasi penduduk. Untuk kota Bandung, jumlah dukungan yang diperlukan adalah sekitar 80.000, dalam bentuk fotocopy KTP dan surat pernyataan dukungan.
Berdasarkan dorongan dari berbagai pihak yang menghendaki perubahan kota Bandung, dan dengan niat ibadah serta “bebenah kota Bandung, saya bersama-sama dengan Pak Syinar Budhi Arta akan mencalonkan diri sebagai calon perseorangan (independen) walikota Bandung. Insya Allah beliau orang yang lurus, berani dan amanah!

Dengan dorongan berbagai pihak yang menginginkan perubahan kota Bandung, kami bertekad bersama-sama, untuk mengubah kota Bandung menjadi kota yang lebih baik untuk kita semua.

Mohon doa dan dukungan dari masyarakat, khususnya masyarakat kota Bandung. Tanpa dukungan anda semua, ini hanya satu itikad baik yang sulit diwujudkan!

.

Wassalam,

Syinar Budhi Arta, Calon Walikota (independen)

Arry Akhmad Arman, Calon Wakil Walikota (independen)

Info lebih lengkap, kunjungi http://bandungindependen.wordpress.com

Perbaikan Demokrasi yang Tidak Tulus…

Kepercayaan masyarakat terhadap partai yang diharapkan dapat merepresentasikan keinginan rakyat tampaknya sudah semakin luntur. Partai sudah menjadi institusi ‘bisnis politik’. Visi-Misi partai tampaknya sudah benar-benar hanya SLOGAN yang tidak lagi dipertahankan.

.

Beberapa partai yang dengan mudah kita lihat berbeda warna politiknya, sangat berbeda VISI-MISI dan basis massanya, dengan mudah berkoalisi mencapai satu tujuan bersama. Aneh bin ajaib!!! …. walaupun ahli politik akan mengatakan “itulah politik….”

Dibukanya keran independen dalam Pilkada telah membuka harapan baru untuk mencapai demokrasi yang sesungguhnya. Namun undang-undang serta peraturan-peraturan yang mengaturnya tampak masih memperlihatkan niat yang kurang tulus untuk memunculkan calon pimpinan daerah dari kalangan independen. Syarat yang ‘almost impossible’ (pengumpulan KTP dan surat pernyataan dukungan minimal 3% dari populasi penduduk), masih menjadi perjuangan berat yang harus ditempuh oleh pihak-pihak independen yang punya potensi dan itikad baik untuk memajukan daerah/kota tanpa dukungan dana dan massa eksisting yang besar.

Dengan dukungan yang tulus dari masyarakat, semoga saja syarat-syarat yang almost impossible itu dapat berubah menjadi possible, tentunya dengan ridho Allah SWT.

Saya sependapat dengan Pak Asep Warlan yang menyatakan seperti ini (artikel lengkapnya dapat dibaca disini):

Setengah Hati
Pengamat politik Universitas Katolik Parahyangan Asep Warlan Yusuf menilai aturan yang kini dibahas DPR belum sepenuhnya menyejajarkan calon independen dengan calon dari partai politik.

Ia mencontohkan persyaratan yang terkesan menghalangi munculnya para calon independen, yakni aturan tiga persen dukungan dari jumlah masyarakat yang dibuktikan dengan kartu tanda penduduk.
“Jadi dari sisi aturan, (calon independen) hanya melengkapi saja. Hanya perintah dari Mahkamah Konstitusi,” kata Asep Warlan.

Ia menilai pengusungan calon independen belum dipandang sebagai sesuatu yang penting dan sungguh-sungguh. Sebab, aturan tersebut belum menganggap calon independen sebagai rival yang sejajar dengan partai politik.
Calon independen, kata Asep, merupakan pintu darurat dan partai politik merupakan pintu utama. Tapi, jika nantinya pintu darurat lebih baik, sebaiknya parpol tidaklah sakit hati.

Menurut Asep, pengusungan calon independen sebaiknya terus berjalan meskipun KPUD Kota Bandung belum memiliki undang-undangnya. Sebab, selama ini masyarakat sudah memberikan cukup waktu kepada DPR untuk merumuskan aturan calon independen. Namun, mereka bekerja sangat lambat. Calon independen bisa menggunakan keputusan Mahkamah Konstitusi sebagai landasan yuridis.

“Saya rasa masyarakat harus mendorong KPUD Kota Bandung untuk membuka pendaftaran calon independen karena secara legitimasi yuridis sudah ada dari Mahkamah Konstitusi yang membolehkan adanya calon dari luar parpol. KPUD tinggal membuat aturan teknis dan prosedurnya,” jelas Asep.
Ia melihat persoalan yang akan muncul di kemudian hari hanya satu, yaitu partai politik akan mempertanyakan undang-undang pengusungan calon independen. (dia)

Buruknya Transportasi di Bandung, Dosa Siapa?

Jika kita diskusi tentang buruknya transportasi di kota Bandung, maka kemungkinan besar sebagian besar orang akan menuding angkot sebagai biang keladinya. Saya setuju bahwa angkot punya kotribusi besar menciptakan kemacetan di kota Bandung, terutama perilaku mereka dalam menaikan dan menurunkan penumpang di tempat yang cenderung memacetkan.

Mari kita coba ajukan beberapa pertanyaan:

  • Dimanakah angkot harusnya berhenti?
  • Dimanakah penumpang harus menunggu angkot?
  • Adakah tempatnya di kota Bandung ini?

Jadi, kalau dipikir-pikir, ini salah siapa? Sama saja dengan menyalahkan seorang murid yang kencing di balik pohon di suatu sekolah, sementara di sekolah itu memang tidak ada WC. Salah siapa?

Aneh memang…, mungkin begitu sibuknya seorang walikota, sehingga tidak pernah bisa menganalisis sumber masalah yang mendasar itu ada dimana????

Semoga ini tidak terjadi lagi di Bandung setelah Bandung memiliki walikota baru nanti!