Akankah PT. KA Bangkrut ???

Setelah membaca blog seorang kolega (Rinaldi Munir) tentang akan dihentikannya KA Parahyangan, saya penasaran untuk memahami penyebabnya dan rencana-rencana berikutnya dari PT. KA. Akhirnya saya menemukan berita resmi di Media Indonesia yang kutipannya adalah sebagai berikut.

Operasional KA. Parahyangan Dihentikan

BANDUNG–MI: PT Kereta Api (PTKA) Indonesia akan menghapus seluruh jadwal perjalanan KA Parahyangan jurusan Bandung-Jakarta mulai 27 April 2010.

“PTKA hanya akan mengoperasikan satu jenis KA eksekutif untuk koridor Bandung-Jakarta (pp) yakni KA Argo Gede, dan menghentikan KA Parahyangan yang selama ini terdapat enam jadwal perjalanan,” kata Vice President Pemasaran Angkutan Penumpang Husein Nurroni di Bandung, Jumat (16/4).

Menurut Nurroni keputusan penghapusan semua jadwal perjalanan KA Parahyangan  itu dilakukan setelah melakukan kajian cukup lama dan telah dicoba dengan diskon tarif, namun hasilnya okupansi penumpang masih rendah yakni di bawah 50 persen. Rendahnya okupansi KA Parahyangan itu berlaku baik untuk pemberangkatan Bandung maupun Jakarta. KA itu hanya penuh pada akhir pekan saja.

Dalam koridor jarak pendek Bandung – Jakarta memang waktu tempuh KA lebih lama daripada jalan tol Cipularang, meskipun pada jam-jam padat tentu waktu tempuh KA masih unggul. “Untuk perubahan jadwal itu, PTKA akan melakukan rescheduling untuk KA Argo Gede, bila perlu dengan diskon tarif pada jam-jam tertentu. Argo Gede akan melayani penumpang di Cimahi, Padalarang, Purwakarta, Bekasi dan Jatinegara,” katanya.

Ia menyebutkan ke depan, setelah melakukan rescheduling akan dilakukan penambahan rangkana kereta bisnis pada jam-jam tertentu untuk mengakomodir penumpang kelas bisnis di KA Parahyangan.

Sementara itu rangkaian KA Parahyangan itu akan dipakai untuk melakukan ekpansi dengan  mengoperasikan KA Malabar jurusan Bandung-Malang PP mulai 30 April 2010 untuk memenuhi kebutuhan konsumen di jalur itu. “Jalur Bandung-Malang cukup unik karena satu rangkaian terdiri dari kelas lengkap yakni KA eksekutif, bisnis. ekonomi plus dan kereta barang,” kata Nurroni.

KA Malabar rencananya yang terdiri dari dua kelas eksekutif, tiga bisnis, dua ekonomi plus dan satu ka barang akan diberangkatkan dari Stasiun Bandung pukul 15.30 WIB dan tiba di Stasiun Malang pukul 08.11 WIB.  Sedangkan KA Malabar pemberangkatan dari Stasiun Malang pukul 13.30 WIB dan akan tiba di Stasiun Bandung pukul 08.37 WIB. (Ant/OL-06)

Kalau melihat kutipan berita tersebut, menurut analisa saya, untuk berkompetisi dengan travel yang melalui jalan tol, PT. KA hanya memainkan parameter tarif, padahal masih sangat banyak faktor lain yang dapat dimainkan untuk bersaing. Akhirnya PT. KA sudah menyerah dan hanya melakukan upaya re-scheduling dan mengisi jam-jam tertentu yang dianggap minatnya besar. PT. KA lupa, setelah dihentikan, sebagian besar orang akan cenderung menganggap bahwa rute tersebut sudah hilang dan tidak masuk dalam daftar alternatif untuk bepergian Bandung-Jakarta.

Menurut saya, satu hal yang tidak bisa ditawar adalah “waktu tempuh”. Harus ada upaya yang berani untuk menerobos batas tersebut.

Jalur yang kita miliki saat ini praktis adalah warisan dari penjajah. Setelah lebih dari setengah abad kita merdeka, tidak ada perubahan yang signifikan. Jadi sangat wajar jika rel yang didesain puluhan tahun lalu tidak bisa mengakomodasikan tuntutan kecepatan saat ini. Investasi besar-besaran adalah pilihan yang tidak terhindarkan. Waktu tidak harus lebih cepat, asal terjamin jadualnya. Waktu tempuh 2.5 jam menurut saya masih bisa diterima. Biar bagaimanapun, naik kereta lebih santai, bisa sambil bekerja, (harusnya) lebih aman, mudah ke toilet di sepanjang perjalanan, ada restoran, dan sebagainya. Terakhir kali,naik kereta Parahyangan (beberapa tahun lalu), masih sering dijumpai ember dan gayung darurat di toilet sebagai pengganti dari sistem pengairan di toilet yang sudah tidak berfungsi. Ini adalah contoh perawatan yang tidak serius. Hal lain yang serign terjadi adalah “tidak ada permintaan maaf ketika terlambat”, yang ada hanya pengumuman terlambat.

Melihat sikap yang mudah menyerah di jalur (yang tadinya) gemuk begini, saya khawatir akan menyusul jalur-jalur gemuk lain yang ditutup. Akhirnya  pemerintah harus mensubsidi operasional seluruh jalur. Memang di negara maju pun, banyak perusahaan kereta api yang rugi di jalur tertentu,  dan masih disubsidi oleh pemerintah. Tapi tetap ada jalur-jalur yang potensial dan menjadi alternatif favorit untuk bepergian., dan itu menjadi income andalan untuk mengurangi subsidi pemerintah.

Semakin lambat melakukan antisipasi, maka kemungkinan berikutnya akan semakin cepat terpuruk.

Ayo PT. KA !  Jangan terlambat mengantisipasi seperti PT. POS!

Bagaimana menurut anda?

14 komentar di “Akankah PT. KA Bangkrut ???

  1. menurut saya, pemerintah melupakan satu hal.. di negara manapun kayaknya kalau mass transportation itu tidak ada yang untung.. semua disubsidi..

    yang dilihat bukan untung atau tidaknya operator angkutan massal, tetapi efek domino dari berjalannya ekonomi karena lancarnya transportasi..

  2. Betul…kebutuhan konsumen adalah waktu yang tepat, nyaman dan aman.
    Barusan mengobrol dengan adik yang dari Semarang…kira2 dua tahun lalu, jalur KA Bandung-Semarang (KA Harina) sepi penumpang, satu gerbong hanya dia dan putrinya.

    Kemarin, dia hanya sendirian ke Bandung, naik KA Harina pada hari Kamis Malam. Sampai Bandung telat satu jam, keretanya penuh, gerbong bersih, toilet juga bersih…harga memang dinaikkan dibanding dua tahun lalu.

    Jadi kesimpulannya, bukan hanya harga, namun kenyamanan…karena kalau jarak Jakarta- Bandung, orang tak melihat harga lagi (yang masih lihat harga akan naik bis), tapi ketepatannya.
    Dan travel lebih flesibel, karena bisa menjangkau daerah tertentu, maklum Jakarta kan macet sekali….sedang KA hanya menjangkau stasiun Jakarta Timur (stasiun Jatinegara), Jakarta Pusat (stasiun Gambir) dan Jakarta Utara (Stasiun KOta). Padahal saat ini banyak perkantoran di Jakarta Selatan (Medco, Aneka Tambang, Elnusa dll)…jangan lupa, jarak tempuh Jakarta Pusat ke Selatan bisa 2 jam jika macet

  3. @edratna: Apa kabar bu? Sebetulnya, KA tetap berpotensi untuk berkompetisi jika ada kemauan ….. Memang betul ada daerah tujuan yang tidak efektif dijangkau kereta (jauh dari stasiun), tapi kantor-kantor di sekitar Gambir tetap banyak jumlahnya dan itu potensi besar untuk kereja api.

    Yang palin saya khawatirkan, pada suatu saat, ketika jalan tol sudah terbentang tanpa putus antara ujung ujung pulau Jawa, apakah orang masih mau menggunakan Kereta Api?

    Kejadiannya akan persis seperti email menggantikan POS, serta tersalipnya PT POS oleh perusahaan pengiriman paket yang tadinya kecil.

    Mungkin para direktur PT. KA sudah punya plan-B seperti PT. POS. Ketika suatu saat KA tidak ada lagi yang pake, core bisnisnya berubah menjadi “menyewakan gedung untuk Factory Outlet”. KA punya banyak gedung/lahan di berbagai lokasi strategis. Ha3x ……….

  4. Saya memimpikan Indonesia membuat & mengoperasikan kereta listrik. Saya dengar kabar mesin2 listrik rancangan Tesla memiliki efisiensi lebih tinggi dibandingkan efisiensi mesin motor bakar.

    Saya memimipikan Indonesia membuat & mengoperasikan kereta supercepat seperti Shinkanshen Jepang. Shinkanshen itu milik swasta atau milik pemerintah Jepang? Shinkanshen disubsidikah?

    Saya memimpikan Indonesia membuat & mengoperasikan teknologi maglev (magnetic levitation).
    Ah, ternyata saya cuma mimpi. (tapi, tidak apa2 juga mimpi; masih lebih baik dibanding tidak punya mimpi sama sekali).

    KA Parahyangan kalah bersaing dgn travel, lalu dihentikan pengoperasiannya. Ah, itu tampak cuma sbg tindakan tanpa inovasi yg kreatif. Saya jadi ingat judul buku “Get innovated or get dead”. Saya ingat juga Pak Robby Djohan membenahi garuda. Mestinya Indonesia punya banyak orang seperti Robby Djohan utk bisa benahi transportasi kereta api Indonesia. Mimpi lagikah saya?

  5. Menilik dari gelagatnya, memang sepertinya PT KA kalah bersaing. Apalagi saat ini harga tiket pesawat relatif terjangkau, ditambah lagi bisnis travel yang semakin menjamur, semakin mengurangi animo masyarakat untuk menggunakan jasa KA.

    salam

  6. Ping balik: Tragedi Taksaka « Sharing all you can share

  7. setau saya pendapatan pt.kai hampir 80% dari ka angkutan barang dan dari penyewaan aset sekian persen. jadi ka penumpang cuma ‘nyumbang’ sisanya saja. lah harga tiket saja cuma seribu rupiah (kereta sapu jagat – red)

    saya khawatir penutupan ka parahyangan cuma menguntungkan pihak internal pt. kai. karna perusahaan dapat subsidi dari pemerintah untuk ka penumpang setengah triliun rupiah lebih. lantas kalo pt. ka main tutup rute terus dikemanakan subsidinya itu??

    belum lagi bumn sebesar pt. kai bisa-bisanya kalah sama hotel hilton (dkt stasiun bandung). padahal surat2 lengkap dari jaman penjajahan belanda sampai indonesia merdeka menyatakan tanah itu milik pt. kai. apalagi namanya kalau bukan pejabat yg bersangkutan pura2 kalah di pengadilan. sama seperti kasus gayus tambunan pura2 kalah di pengadilan pajak. karna rekening pribadi sudah nambah duluan. ga peduli sama tanah negara.

    hal2 seperti ini sudah sering sekali terjadi di tubuh pt. kai. jadi saya setuju dengan komentar penulis kalau pt. kai bisa saja bangkrut. tapi justru bukan karna sengitnya kompetisi, melainkan digerogoti oleh tikus2 berdasi…

  8. Bagaimana bila angkutan jenis kereta api dikelola oleh swasta saja dan pihak KAI hanya sebagai pengawas resmi dari negara dan perlu juga dilakukan study banding ke negara-negara lain bagaimana sebenarnya cara pengelolaan kereta api agar bisa mempunyai profit yang besar sehingga rakyat dapat memanfaatkannya dengan baik serta biayanya terjangkau dan khususnya dunia perkeretaapian di Indonesia bisa bersaing dengan negara -negara lain.
    Salam,

  9. Salam,
    Jika pendapatan terbesar PT KAI berasal dari kereta kargo (menurut @wenda), kenapa tidak melakukan ekspansi ke arah sana? Karena menurut saya, kereta kargo jauh lebih berpotensi untuk menuai banyak pemasukan. Tentunya tanpa meninggalkan operasi kereta penumpang.
    Saya sependapat dengan Pak Arry, penambahan fasilitas jalur rel KA mutlak diperlukan.

Tinggalkan komentar